Kapal Terbakar, Kereta Tabrakan
JAKARTA - Dua kecelakaan transportasi terjadi dalam sehari. Sebuah kapal penyeberangan KMP. Laut Teduh II yang ditumpangi 458 penumpang terbakar saat menyeberangi Selat Sunda. Sedangkan di darat, KA Mutiara Selatan bertabrakan dengan KA Kutojaya di Banjar, Jawa Barat. Kepala Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan mengungkapkan, kapal nahas itu milik PT Bangun Putra Remaja. Berangkat dari dermaga I Pelabuhan Merak pukul 03.19 WIB. Selang beberapa saat, nahkoda kapal melaporkan kepada STC (Ship Trafic Centre) bahwa ada api di car deck (dek kendaraan). “STC menanyakan posisinya, katanya di sekitar Pulau Tempurung,” ujarnya. Saat itu pukul 03.59 WIB berarti KMP Laut Teduh II itu baru melakukan perjalanan selama 40 menit. Oleh karena itu, diperkirakan posisinya belum terlalu jauh atau sekitar tiga mil dari perairan Jakarta. “Petugas STC langsung meminta kapal-kapal yang baru berangkat dari Bakaehuni untuk memberikan bantuan darurat kepada KMP Laut Teduh,” ungkapnya. Petugas STC juga melaporkan kejadian tersebut kepada supervisi yang selanjutnya disampaikan ke Manajer Operasi serta Puskordal (Pusat Koordinasi Pengendalian dan Pengamanan Laut). Upaya penyelamatan segera dilakukan. “Penumpang yang berhasil dievakuasi sebanyak 458 orang, tapi 13 orang meninggal. Sebanyak 425 orang berhasil diselamatkan, termasuk 31 ABK (anak buah kapal),” terangnya. Bambang mengungkapkan, kapal tersebut sebenaranya berkapasitas 567 penumpang, terdiri dari 535 penumpang dan 32 ABK. Untuk mengantisipasi adanya penumpang yang belum terselamatkan, Tim masih melakukan pencarian. “Yang masih mencari sekarang (sore kemarin), Kapal Negara (KN 333), KAL Tamposo milik TNI AL, dan tiga unit kapal Polair,” tambahnya. Dirjen Perhubungan Darat, Suroyo Alimoesa mengungkapkan, seluruh pihak terlibat dalam proses evakuasi di antaranya, PT ASDP Indonesia Ferry, Adpel Banten, Kepolisian, TNI AL, dan Pemadam Kebakaran Pemda Banten. “Evakuasi cukup cepat, sekitar 20 menit setelah dilaporkan. kapal-kapal yang sedang lewat juga membantu,” cetusnya. Kapal-kapal lewat yang turun membantu proses evakuasi penumpang antara lain, KMP Titian Murni, KMP Mustika Kencana, KMP Nusa Agung, KMP Dharma Kencana, KMP Rja Basa, KMP Nusa Bahagia, KMP Windu Karsa, KMP Prima Nusantara, KMP Nusa Mulia, dan KMP Jatra II. “Kita berterima kasih karena itu bentuk solidaritas antar kapal,” tuturnya. Sore kemarin, kapal yang terbakar itu telah ditarik ke perairan Anyer Cigading. Namun dari pengamatan petugas, masih terlihat percikan api di kapal yang telah gosong itu. Oleh karena itu, Kemenhub meminta KPLP (Kesatuan Penjagaan laut dan Pantai) untuk kembali mengirim alat pemadam kebakaran. “Supaya tim bisa segera masuk ke dalam, siapa tahu masih ada barang yang bisa diselamatkan,” kata dia. Suroyo mengaku sudah memberikan instruksi kepada seluruh operator kapal agar melakukan pengecekan alat keselamatan penumpang, serta meninjau kesiapan awak kapal sebelum berangkat. “Alat-alat keselamatan lengkap semua di kapal itu. Kapalnya juga baik, karena setiap operator kapal sudah kita minta untuk melakukan doking (perawatan) setahun sekali,” tukasnya. Disisi lain, Suroyo justru mengimbau agar operator kapal mengawasi penumpang yang menggunakan kendaraan. Dia berdalih seringkali penumpang tidak mematuhi aturan di dalam kapal. “Aturannya itu, apabila kendaraan sudah naik di atas kapal, mesin harus langsung dimatikan. Sementara penumpangnya harus naik ke tempat penumpang yang sudah disediakan,” jelasnya. Sementara itu, tragedi kecelakaan kereta api (KA) antara KA Kutojaya rute Jakarta-Kutoarjo dan KA Mutiara Selatan rute Bandung-Surabaya di Stasiun Langen, Banjar, Jawa Barat, juga mendapat respons cepat dari jajaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Bantuan uang dan kantong jenazah siap didistribusikan. Menteri Kesehatan (Menkes) dr Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan, bantuan Rp50 juta dan 40 buah kantong mayat siap didistribusikan ke Banjar. Selain itu, penanganan korban yang selamat dengan luka berat maupun serius bisa digratiskan. ”Jadi jelas siapa yang menanggung perawatannya,” terang Endang di Jakarta sebelum meluncur ke Banjar. Endang mengatakan, jajarannya mendapatkan informasi jika penanganan terhadap korban kecelakaan KA sudah berjalan dengan bagus. Seluruh korban, kata Endang, sudah menjalani perawatan medis di RSUD Kota Banjar. Sementara ada korban lain yang mengalami luka ringan dirawat di Puskesmas Langensari. Biaya perawatan dan bantuan korban kecelakaan ini, jelas Endang, diambil dalam program pelayanan kesehatan siap tanggap. Program ini, di dalam ketentuan yang ditetapkan Kemenkes masuk dalam program Jamkesmas. ”Kami berharap korban saat ini tenang saja. Sudah mendapat pengobatan,” kata Endang. Para korban sudah ditangani oleh dokter yang ditugaskan pemerintah. Selain itu, Kemenkes juga menerjunkan enam orang dokter ahli dari RSUD Hasan Sadikin, Bandung. Hasil dari peninjauan korban kecelakaan Kereta Api itu, Endang mengatakan korban kebanyakan mengalami patah tulang di bagian kaki dan dada. Seluruhnya sudah ditangani tim medis. ”Ada yang langsung ditangani, ada juga yang masih mengikuti proses perawatan,” tuturnya. Sementara itu, jajaran Kemenkes juga menurunkan bantuan untuk kecelakaan lainnya. Seperti diketahui, Jumat dinihari kemarin, Kapal Verry KMP (Kapal Motor Penumpang) Laut Teduh II terbakar di Pulau Tempurung. Untuk tragedi yang menewaskan 19 orang ini, Kemenkes menyiapkan 200 kantong mayat. Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kemenkes Mudjiharto mengatakan, kebutuhan kantong mayat untuk tragedy terbakarnya KMP Laut Teduh II ini cukup mendesak. Mengingat, di antara korban yang tewas terendam dalam air. Selain itu, beberapa mayat juga banyak yang sudah terbakar total. ”Jika tidak segera ditangani (dibungkus, red), bisa semakin rusak,” papar Dia. Kerusakan bisa semakin menyulitkan proses identifikasi mayat. (wir/wan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: