KBM Harus Tetap Berjalan
MAJALENGKA – Musibah ambruknya gedung SMPN 7 Majalengka di Blok Ciandeu Desa Sidamukti Kecamatan Majalengka, menjadi perhatian besar Pemkab Majalengka. Kamis siang (6/3), Wakil Bupati Majalengka Dr H Karna Sobahi MMPd langsung meninjau lokasi ambruknya gedung sekolah tersebut, guna memetakan upaya apa saja yang bakal dilakukan pemkab untuk menanggulangi musibah ini. Usai meninjau lokasi sekolah, Karna menyebutkan, jika upaya utama yang bakal dilakukan pemkab adalah memastikan tidak ada peserta didik yang menjadi korban dalam musibah ini, namun kegiatan belajar mengajar bagi ratusan siswa di sekolah tersebut tidak boleh terganggu. “Utamakan keselamatan peserta didik. Jangan sampai ada yang terluka. Segera ungsikan kegiatan belajar mengajar (KBM) ke gedung sekolah terdekat yang lebih aman. Angkut sarana prasara penunjang KBM-nya sekalian ke lokasi yang lebih aman,” tandas Karna kepada pihak dinas pendidikan, kepala sekolah, serta camat Majalengka dan Kuwu Sidamukti yang mendampingi kunjungan tersebut. Di samping upaya utama menyelamatkan peserta didik agar tetap bisa melanjutkan proses KBM, Karna juga menginstruksikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk bisa mendatangkan pihak Badan Geologi, guna meneliti kandungan tanah, apakah lahan di kawasan tersebut masih aman untuk ditempati atau mesti ditinggalkan. “Kalau saya lihat kasat mata, kayanya enggak mungkin lagi bisa dipakai atau diperbaiki. Tapi untuk pastinya, saya akan meminta BPBD untuk mengundang Badang Geologi untuk meneliti kandungan tanahnya masih bisa ditempati lagi atau tidak. Kalaupun mesti direlokasi, kita akan bahas dulu dimana dan gimana langkah-langkahnya,” sebut mantan Kadisdik Majalengka di era 2007 ini. Di samping itu, kalaupun direlokasi, Karna merasa pemilihan relokasi tempat baru untuk membangun gedung sekolah tersebut, tidak boleh terlalu jauh dari lokasi yang sekarang. Karena salah satu tujuan didirikannya SMPN 7 Majalengka di kawasan Sidamukti ini, adalah untuk mendekatkan pelayanan pendidikan bagi masyarakat di lingkungan tersebut, yang memang lokasinya cukup jauh jika mesti bersekolah ke luar desa. Karna menyebutkan, sejak awal sekolah ini dibangun dan diresmikan pada 2010 lalu, dia dan Bupati Majalengka H Sutrisno SE MSi yang kala itu meresmikan pembukaan sekolah ini, sudah mengkhawatirkan keamanan pendirian lokasi sekolah pada tanah yang tingkat kemiringan tanahnya hampir 45 derajat tersebut. “Dulu juga waktu peresmian sekolah di sini, saya dan pak bupati sempat bertanya-tanya dan khawatir apakah lokasi ini akan aman atau tidak, karena kemiringannya juga lebih dari 30 derajat. Nah, sekarang terjawab sudah apa yang kita khawatirkan pada waktu itu. Sekarang tidak waktunya mencari kambing hitam siapa yang memilih lokasi di sini, karena sudah telanjur. Dan lebih baik kita pikirkan upaya penanggulangannya,” tuturnya. Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Majalengka Ir H Bayu Jaya MSi mengaku akan secepatnya mendatangkan pihak Badan Geologi untuk meneliti kandungan tanah di lokasi tersebut, guna memastikan apakah lokasi sekolah ini masih aman untuk ditinggali, atau harus direlokasi. “Secepatnya, sudah saya kontak. Tapi dari sananya belum ada kepastian kapan mau ke sininya,” imbuhnya. (azs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: