Banjir Belum Berlalu , Kali Ini Giliran Kadipaten dan Cikijing

Banjir Belum Berlalu , Kali Ini Giliran Kadipaten dan Cikijing

MAJALENGKA – Musibah banjir masih mengancam Kabupaten Majalengka. Kali ini wilayah Dusun Anjun, Rt 02 Rw 11, Desa/Kecamatan Kadipaten terendam banjir akibat luapan dari sungai Cikasarung. Informasi yang dihimpun Radar, meluapnya sungai tersebut setelah hujan yang mengguyur wilayah Kadipaten sejak Kamis (6/3) petang pukul 18.00 hingga 21.00 WIB malam hari. Emih (58) menuturkan, banjir datang sekitar pukul 22.00 WIB saat curah hujan lebat mulai mengguyur wilayah tersebut. Seperti biasa, warga di Dusun Anjun selalu was-was ketika memasuki musim penghujan. Pasalnya, musibah banjir yang terjadi di daerah itu terus terjadi setiap tahunnya mengingat kondisi sungai belum juga dinormalisasi. Air mulai masuk ke pemukiman dan menggenangi sejumlah rumah di dusun tersebut setelah kondisi hujan mulai reda. Beberapa rumah yang lokasinya berdekatan dengan bantaran sungai itu kerap dihantui rasa kekhawatiran. “Banjir sekarang memang cukup parah karena ketinggian air seperut orang dewasa. Kalau tahun-tahun sebelumnya biasa surut dalam jangka waktu dua jam, sekarang mah baru surut pagi hari,” terangnya, kepada sejumlah wartawan. Warga lain yang rumahnya ikut terendam, Dedeh menambahkan, sebelum air mulai masuk ke puluhan rumah kondisi listrik di daerah tersebut mendadak mati. Hal itu berlangsung sekitar dua jam yang membuat sejumlah masyarakat panik. Ketua Rt 02 Arif mengatakan, banjir kali ini dinilai paling parah dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Pasalnya, kondisi air yang menenggelamkan puluhan rumah di daerah tersebut kali ini surutnya cukup lama. Dirinya bersama masyarakat setempat memprediksi jika musibah banjir Kamis malam itu bakal terus terjadi seperti pada tahun-tahun sebelumnya saat mulai memasuki pergantian musim. Sementara itu, Kepala Desa Kadipaten Aan Ganea menjelaskan, banjir setinggi sekitar 1,5 meter ini mengakibatkan 12 rumah warga yang dihuni sekitar 30 kepala keluarga (KK) terendam. Pihaknya membenarkan jika banjir yang kembali terjadi itu adalah musibah yang paling parah di desanya. Beruntung, dalam musibah tersebut tidak sempat menimbulkan korban jiwa. Pun tidak mengakibatkan kondisi rumah warga ambruk seperti musibah yang terjadi di tahun sebelumnya. Terlebih dibuktikan dengan ikut terendamnya jembatan Ciputis sebagai akses menyeberang warga sekitar tampak tidak terlihat malam harinya. Warga setempat pagi harinya langsung membersihkan rumah yang terdapat banyak lumpur. “Tahun sebelumnya sempat ada rumah yang ambruk diterjang banjir, namun alhamdulillah kali ini tidak ada. Ketinggian dan surutnya air juga memang tahun ini dinilai sangat parah,” imbuhnya. Dikatakan, seperti pada tahun sebelumnya, banjir yang merendam puluhan rumah akibat luapan dari Sungai Cikasarung ini notabene lokasi rumah memang berada di samping bantaran aliran sungai. Pemdes setempat sejatinya sudah melaporkan ke instansi terkait dalam hal ini Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Pertambangan dan Energi (PSDAPE) untuk usulan pembuatan tanggul di sepanjang Sungai Cikasarung. Meski tahun 2013 sudah dilakukan peninjauan, namun sampai saat ini belum ada realisasinya. “Tahun 2013 pihak PSDAPE sudah melakukan pengukuran, tapi sampai sekarang belum ada tindakan apa-apa lagi terkait pembuatan tanggul ini,” ujarnya. Pada waktu bersamaan, banjir juga terjadi di Dusun Cimoyan, Desa Pagandon, Kecamatan Kadipaten. Ketinggian air di dusun tersebut setinggi kaki orang dewasa, dan cukup mengganggu aktivitas karena halaman rumah dan jalan terendam. . Een (43) mengungkapkan, awalnya kondisi air tidak sampai masuk ke pekarangan rumah warga, tetapi makin lama air malah sampai masuk ke dalam rumah. Selain Een yang kondisi rumahnya terendam, musibah tersebut juga membuat lahan pertanian milik H Jumar ikut terendam. Areal pesawahan milik Jumar tersebut sebagian di antaranya siap dipanen. “Ada sebagian yang sudah ditumpuk setelah diarit untuk dirontokkan besok (hari ini, red). Tapi padi yang sudah ditumpuk malah ikut hanyut keburu banjir datang,” keluhnya. Alhasil, akibat sejumlah padi miliknya terbawa arus banjir, Jumar mengalami kerugian sekitar Rp7 juta akibat beberapa kuintal padi hanyut. Dijelaskan, biasanya setiap musim panen biasanya ia menghasilkan gabah sekitar 2 ton, namun kali ini ia memperkirakan hanya akan mendapatkan 6 kwintal saja. Terpisah, Kepala Dusun I Desa Pagandon Adek Kusmana mengatakan, banjir setinggi sekitar 30 centimeter yang terjadi di Cimoyan diakibatkan karena meluapnya aliran Sungai Cikasarung. Pihaknya mencatat, sekitar 50 hektare areal pesawahan ikut terendam. Meski air segera surut tetapi banyak petani mengalami kerugian karena hasilnya tidak maksimal. “Saya berharap kepada instansi berwenang untuk secepatnya menormalisasi sungai karena musibah banjir bukan hanya terjadi di Dusun Anjun Desa Kadipaten tetapi sudah masuk ke pemukikan kami,” pintanya. RATUSAN HEKTARE SAWAH DAN PULUHAN KOLAM IKAN TERENDAM Banjir juga melanda sebagian wilayah Kecamatan Cikijing, Kamis malam (6/3). Ratusan hektar areal persawahan dan puluhan kolam ikan terendam banjir. Dipastikan sebagian ikan hanyut. Banjir yang melanda sebagian wilayah Kecamatan Cikijing yang terjadi kali ini terbilang sangat besar. Pertigaan Blok Cibodas yang menghubungkan antara Jalan Cikijing-Cingambul menuju Dusun Malongpong Desa Sukasari Kecamatan Cikijing ikut terendam banjir. Sehingga pengendara sepeda motor dan mobil yang melintas dari Desa Maniis Kecamatan Cingambul ke arah ibu kota Kecamatan Cikijing harus ekstra hati-hati. Dari pantuan Radar Jumat (7/3), para pengguna jalan yang melintasi jalur itu terlihat sangat ekstra hati-hati. Mereka khawatir mesin kendaraannya mati di tengah jalan terendam air banjir setinggi lebih 50 sentimeter. Sedangkan hamparan areal persawahan yang berada di sepanjang Jalan Dusun Malongpong Desa Sukasari Kecamatan Cikijing, berubah bentuk mirip danau. Warga pun mencari ikan areal persawahan tersebut dengan alat pancing atau pun dengan menggunakan jala. Pemandangan serupa terjadi di areal persawahan Blok Gumuruh Desa Kasturi. Sejumlah warga sengaja turun ke areal persawahan mencari ikan yang terbawa hanyut banjir. Bahkan tak sedikit pula warga lainnya yang memancing ikan di sepanjang aliran sungai di wilayah tersebut. Kepala Seksi (Kasi) Pertanian Kecamatan Cikijing H Mumud kepada Radar menuturkan, akibat banjir yang telah melanda sebagaian wilayah di Kecamatan Cikijing itu, selain merendam ratusan hektare areal persawahan milik para petani, juga banjir tersebut telah merendam puluhan kolam ikan, hingga ikan-ikan yang berada di kolam itu ikut hanyut terbawa banjir. Kemungkinan ikan-ikan tersebut ada yang hanyut masuk ke areal persawahan dan ada pula yang hanyut terbawa ke aliran sungai. “Adapun areal persawahan yang teredam banjir itu meliputi sebagian di Desa Kasturi, Desa Sukamukti, di Blok Sawah Lega dan Dusun Malongpong Desa Sukasari Kecamatan Cikijing. Bbahkan termasuk areal persawahan yang merupakan bengkok milik Pemerintah Desa Cidulang ikut teredam banjir,” ungkapnya. Sambung dia, namun sampai sejauh ini pihaknya belum bisa memastikan berapa hektare sawah dan jumlah kolam ikan milik warga yang terendam banjir, termasuk nilai kerugian akibat musibah banjir tersebut. Karena sampai saat ini dirinya masih melakukan pendataan dengan pihak pemerintah desa yang bersangkutan. Sehingga, pihaknya belum bisa memberikan laporan secara rinci atas musibah banjir yang melanda sebagian wilayah di Kecamatan Cikijing. Salah satu pernyebab banjir ini karena meluapnya air sungai yang sudah tidak dapat menampungnya debet air hujan. (har/ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: