Tradisi Saptonan di Kuningan, Ada Pendekar Berkuda dan Lomba Panahan Tradisional
Pendekar berkuda siap beraksi dalam tradisi Saptonan di Kabupaten Kuningan. Foto:-Andre Mahardika-Radar Cirebon
"Jelas susah Pak, susahnya pas mulai lari, tangan kiri memegang tali dan tangan kanan megang tombak. Melepaskannya juga susah, sering meleset," ungkapnya.
Dia mengatakan, kuda yang ditungganginya merupakan kuda yang setiap hari dibawa ke Taman Kota Kuningan sebagai kuda tunggang sewa.
Tak lama berselang, panitia penyelenggara mulai mengumpulkan sejumlah busur dan anak panah ditempatkan ditengah lapangan.
Perlombaan panahan tradisional dimulai terlebih dahulu oleh jajaran Porkofimda Kuningan. Para pejabat daerah berkesempatan mencoba menarik busur panah dan melepaskannya ka satu titik sasaran.
Pj Bupati Kuningan, Raden Iip Hidayat menuturkan, biasanya jarak yang ditargetkan mencapai seratus meter sedangkan kali ini hanya empat puluh meter saja.
"Mungkin yang dilakukan para pendekar terdahulu seperti ini, senjatanya tombak, panah, kuda juga. Ini panahan kali ini jaraknya 40 meter, informasinya, biasanya 100 meter," tuturnya.
Menjelang akhir gelaran, masyarakat tumpah ruah memenuhi tengah lapangan. Mereka rela berdesak-desakan demi memperebutkan gundukan hasil bumi.
Meskipun tidak semuanya kebagian, masyarakat tetap semangat, bergembira penuh dengan tawa.
"Ada yang kebagian, ada juga yang tidak kebagian. Saya ada kebagian sisa sisa rebutan, tapi seru, tiap tahun," ucap salah seorang warga terlibat, Eliyana.
Nampaknya, kegiatan saptonan rutin digelar setiap tahun pada tanggal satu september dan bertepatan dengan hari jadi Kuningan atau Kota Kuda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: