Perlu Kajian Lebih Mendalam
BEBERAPA waktu lalu, wacana pemekaran daerah menggelinding dan mendapat tanggapan berbagai kalangan. Seperti biasa, ada yang pro maupun kontra terhadap wacana tersebut. Hanya saja wacana tersebut kurang mendapat apresiasi dari masyarakat yang tinggal di wilayah utara dan selatan Kuningan. Bahkan mereka melihat, pemekaran wilayah seperti yang didengungkan selama ini ibarat pepesan kosong. Apalagi daerah lain seperti Kabupaten Cirebon dan Indramayu saja yang luas wilayah dan penduduknya lebih besar dari Kuningan, sampai sekarang sulit untuk dibagi menjadi dua wilayah. Salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Selajambe, Syaripudin menilai, wacana itu patut dikaji lebih dalam karena tidak semua masyarakat Kuningan mendukungnya. Sebagai bagian dari masyarakat yang berada di ujung selatan Kuningan, Syaripudin menyadari jika jarak dari Selajambe ke pusat pemerintahan lumayan jauh. “Dari desa saya di Bagawat ke kota Kuningan lumayan jauh. Sudah begitu jalannya juga tidak terlalui besar dan berliku naik turun. Wacana pemekaran saya kira tak perlu dihiraukan pemerintah,” katanya. Dengan jarak yang jauh seperti itu, Syaripudin menilai tidak efisien. Warga di kecamatannya dan juga kecamatan tetangga seperti Cilebak, banyak yang menjual hasil buminya ke wilayah Rancah, Kabupaten Ciamis. “Karena kalau dijual ke kota Kuningan sendiri tidak ekonomis dan tidak efisien terutama yang berada di perbatasan Kuningan-Ciamis. Butuh ongkos besar membawa hasil bumi ke kota Kuningan,” ujarnya. Jauhnya jarak, imbuh dia, berdampak pula terhadap pelayanan yang diterima masyarakat. Kondisi demikian, sudah barang tentu berdampak pula terhadap berbagai hal lainnya. Ketika ditanya jarak dari Cilebak ke Luragung, menurut dia, lebih dekat yakni antara 50 hingga 55 kilometer. Namun baik ke Kuningan kota maupun ke Luragung, sambungnya, sama-sama perlu menempuh jarak yang cukup jauh. “Sehingga kalau ditanya Cilebak harus seperti apa, kita akan pilih yang lebih efektif dan efisien saja,” ucapnya. Yang jelas, sambung dia, untuk membentuk kabupaten baru itu mesti mempunyai dasar dan konsep yang jelas. Orientasinya pun harus jelas serta realistis. Bukan atas dasar nafsu kepentingan orang-orang tertentu semata. “Karena sejauh ini baru sekadar wacana yang sengaja dilempar,” ucapnya. Kendati begitu, dia menyarankan perlunya pertemuan antar tokoh dari setiap wilayah Kuningan timur. Apakah semuanya sepakat untuk merealisasikannya atau hanya sekadar wacana belaka. Jangan sampai menjadi kabupaten baru yang terlahir untuk mati. “Iya dong, jangan sampai menjadi kabupaten baru yang terlahir untuk mati. Sebaliknya harus menjadi kabupaten yang terlahir untuk tetap hidup dan maju,” tukasnya. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: