Kesalahpahaman Penelitian Mark Herr Terkait Katak Bertaring
Katak Bertaring-Foto : kompas.com-radarcirebon.com
RADARCIREBON.COM - Para peneliti dari Universitas of Kansas, Amerika Serikat (AS) baru-baru ini membuat penemuan yang sangat mengejutkan di Pulau Luzon, Filipina.
Bahkan hasil penemuannya itu sampai dimuat dalam sebuah jurnal ilmiah Ichthyology and Herpetology.
Penemuannya itu berkaitan dengan spesies baru katak bertaring yang diberi nama latin Limnonectes cassiopeia.
Nama Limnonectes cassiopeia diberikan karena terdapat lima jenis disc putih pada jari kaki katak bertaring ini.
BACA JUGA:Situs Pulo Jambangan Dipagar Pihak Swasta, Begini Reaksi Pengelola Taman Goa Sunyaragi
BACA JUGA:KAI Daop Cirebon Sosialisasi Stop Pelecehan Seksual di Kereta Api
Selain itu, katak spesies baru ini juga menunjukan ciri khas yang lain yaitu memiliki bentuk kepala yang lebih besar, jika dibandingan dengan Limnonectes macrocephalus.
Dua Spesies katak ini sering disalahartikan sebagai versi remaja dari Katak Bertaring Raksasa Luzon.
Katak spesies ini seringkali ditemukan di wilayah Asia Tenggara dan pastinya memiliki bobot tubuh yang sangat besar, bahkan ukuran terbesarnya pun bisa sampai sebesar ayam.
Katak bertaring dikenal dengan ciri khasnya, yaitu memiliki taring yang besar yang dimiliki oleh beberapa spesies jantan katak bertaring.
BACA JUGA:BPTAGS Cirebon Sesalkan Pemagaran Situs Pulo Jambangan oleh Pihak Swasta
BACA JUGA:BGCC 2024: UMKM Binaan Pertamina Patra Niaga Regional JBB Raih Omset Puluhan Juta
Yang terbentuk dari tonjolan tulang di rahang bawah. "Taring ini diperkirakan digunakan untuk pertarungan antar jantan," ujar Mark Herr seorang mahasiswa doktoral dari Fakultas Biodiversity Institute and Natural History Museum, Universitas Of Kansas, AS.
Herr pertama kali melakukan identifikasi tehadap Limnonectes cassiopeia saat ia sedang melakukan survey genetic besar-besaran terhadap semua spesies katak bertaring di negara Filipina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: