Dulu Sarungan, Sekarang Boleh Berdasi

Dulu Sarungan, Sekarang Boleh Berdasi

KESAMBI – Apa kata Ketua Tanfidziah PCNU Kota Cirebon Dr H Eman Suryaman MM di Harlah Nahdlatul Ulama tahun ini? Bagi Eman, saat menilai ormas NU bukan soal maju atau mengalami kemunduran, tetapi bagi NU menjadi terus dinamis adalah ruhnya. “Iya NU harus terus dinamis. Ketika dia berada di masyarakat, boleh sarungan boleh pakai celana kain, boleh juga pakai dasi, termasuk IT pun sekarang didorong masuk pesantren,” ujarnya, Senin (31/1). Kenapa harus dinamis, kata Eman, karena ketua PBNU yang sekarang pun merupakan sosok penempuh pendidikan formal, selain pendidikan pesantrennya. Terlihat dari gelar pendidikan yang sudah sampai profesor. Itu artinya, bahwa warga nahdliyin selain berperan menjadi dai, pendidik, juga diperbolehkan menjadi insinyur, pilot dan masih banyak lagi profesi lainnya, sepanjang sesuai dengan Quran dan hadist. “Pokoknya, kalau yang baik kenapa tidak diikuti? Termasuk program kepengurusan PBNU di bawah kepemimpinan Kang KH Said Aqil Siradj yang mengedepankan pendidikan selain melestarikan tradisi pesantren,” terangnya kepada Radar ditemui di kediamannya, Sunyaragi. Eman menjelaskan, pendidikan dimaksud, selain pesantren, NU ke depan harus mengembangkan institusi formal, dari jenjang MI sampai Aliyah, SD sampai SMA atau SMK, bahkan sampai perguruan tinggi. Khusus perguruan tinggi NU, rumusan mewujudkannya sudah disiapkan matang dan berlokasi di Cirebon, akan hadir juga di daerah-daerah lainnya. “Insya Allah semuanya akan terwujud. Ini semua dilakukan dalam upaya peningkatan SDM ahlusunah waljamaah. Mohon doa restunya,” paparnya. Lalu bagaimana dengan keinginan agar NU kembali ke Khittah? “Perlu ditegaskan bahwa NU bukan parpol. Tapi orang-orangnya baik kultural maupun struktural boleh-boleh saja ke politik. Tentunya dengan aturan-aturan organisasi yang ada,” bebernya.  (hen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: