Parpol Berebut Segmen Bawah, Intensifkan Strategi Pemenangan Pemilu
JAKARTA - Beragam strategi pemenangan sedang diintensifkan partai-partai agar bisa maksimal meraup dukungan pemilih pada pemilu mendatang. Ada yang berbasis wilayah, ada pula yang berbasis karakter maupun demografi pemilih. Partai Demokrat, misalnya, kini sedang serius menyasar masa pemilih grassroots. Ketua DPP Partai Demokrat Achsanul Qosasi yakin, massa pemilih yang mayoritas berada di strata pendidikan SMP ke bawah kini banyak beralih mendukung partai lain. \"Menengah ke atas, kami masih unggul. Pekerjaan kami ke depan adalah turun ke bawah mengambil kembali grassroots yang hilang,\" kata Achsanul di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, kemarin. Menurut dia, massa grassroots yang mengalihkan dukungan terpengaruh berbagai pemberitaan masif yang tidak menguntungkan partainya selama ini. \"Saya tidak mengatakan (Demokrat) akan recovery, tapi ada hal positif yang sedang dan telah dilakukan rekan-rekan di daerah yang makin masif,\" papar Achsanul. Sementara itu, Wakil Ketua Umum PAN Drajad Wibowo mengakui, suara dari keluarga Muhammadiyah menjadi salah satu penyumbang perolehan suara PAN. Porsinya mencapai 40 persen. \"Tapi, sekarang kami lebih terbuka dengan konstituen lain. Itu terlihat dari beberapa pilkada lalu,\" katanya. Dia mencontohkan kemenangan PAN di pilkada Kabupaten Ngada, Papua Barat, dan di Gorontalo. \"Bahkan, sekarang di Bali kita bisa katakan fifty-fifty dapat kursi DPR. Dulu orang selalu katakan tidak mungkin PAN bisa dapat kursi di Bali,\" katanya. Salah satu strateginya adalah menggandeng tokoh lokal. Dengan begitu, target PAN untuk bisa mendapat minimal satu kursi tiap dapil bisa terpenuhi. \"Kami coba dengan hubungan yang sangat akrab, personal. Jadi, caleg betul-betul menjadi ujung tombak,\" katanya. Di bagian lain, Ketua DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai tak mau kalah. Partai berlambang pohon beringin itu juga menitikberatkan pada upaya turun menyapa langsung masyarakat. \"Sebisa mungkin kami akan masuk ke segmen paling bawah. Masyarakat kita makin cerdas, tidak bisa lagi dengan model mobilisasi seperti dangdutan di lapangan atau semacamnya,\" kata Yorrys. (dyn/c10/fal)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: