Jago-Jadi Diduga Terlibat

Jago-Jadi Diduga Terlibat

CIREBON– Tidak hanya Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Barat, H Dedi Wahidi yang diduga mendalangi penggulingan H Sugiarto dan pemecatan M Lutfi dari pimpinan struktural DPC PKB Kabupaten Cirebon. Ada dugaan keterlibatan pihak luar yang mempunyai kepentingan dalam rangka mengamankan kekuasaan yang sudah diraih. Informasi yang dihimpun Radar, pihak eksternal ini berupaya mempengaruhi konstelasi politik di partai yang identik dengan warna hijau ini. Masuknya pihak ekternal ini dampak dari pemilukada Kabupaten Cirebon putaran kedua. Pasalnya, faksi H Sugiarto dan M Lutfi memilih untuk mendukung pasangan Hebat yang notabene pesaing pasang Jago-Jadi. “Dugaan tersebut udah terlalu jauh, kami dan PKB mempunyai urusan rumah tangga masing-masing,” tutur Sekretaris DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), H Mustofa SH, kepada Radar, Selasa (11/3). Menurutnya, PDI Perjuangan tidak akan mencampuri urusan PKB, apalagi sampai ikut-ikutan dalam proses pemecatan ketua DPC. Mustofa menilai, pemecatan H Sugiarto tak lebih dari dinamika di internal PKB yang juga biasa terjadi di partai lain. “Pencopotan H Sugiarto merupakan konsekuensi logis daripada sebuah keputusan politik yang diambil. Beliau memilih bersebrangan Dewan Syuro DPC PKB Kabupaten Cirebon saat pemilukada putaran kedua lalu,” katanya. Diungkapkannya, bagiamana pun Dewan Syuro adalah majelis tertinggi dalam kepengurusan DPC PKB Kabupaten Cirebon. Sepengetahuan dirinya, memang ada gerakan dari PAC yang ingin melengserkan H Sugiarto. “Selebihnya kami tidak tahu apa-apa,” imbuhnya. Saat disinggung mengenai hubungan antara PDI Perjuangan dengan PKB, Mustofa mengungkapkan, sejauh ini tak ada masalah signifikan antara kedua partai. Kalaupun ada persaingan, hal itu hanya pada tataran meraih simpati masyarakat dalam pemilu legislatif yang sebentar lagi akan dihelat. “Kemarin, saya sempat bertemu dengan H Sugiarto di kantor panwas dan kami baik-baik saja,” ucapnya. Sementara itu, salah seorang ulama NU, KH Abdul Hayi Imam MAg, menyayangkan keterlibatan Rois Suriyah PCNU Kabupaten Cirebon dalam rumah tangga PKB. Apalagi, Rois Suriyah ikut-ikutan menekan DPP PKB untuk mengeluarkan keputusan yang bisa berakibat fatal di internal PKB. “Kiai itu harusnya fokus ngopeni umat yang masih membutuhkan bimbingan di tengah ketidakwarasan zaman. Apalagi levelnya Rois Suriyah kok ikut-ikutan politik di PKB, malah nantinya bisa murahan,” bebernya. Pimpinan Pondok Pesantren Gedongan Desa Ender Kecamatan Pangenan ini menambahkan, keterlibatan Rois Suriyah dalam politik praktis, justru membuat kiai di level ini menjadi kerdil. Sebab, NU itu mengurusi berbagai persoalan yang menyangkut umat sepanjang masa. Tapi, kalau partai politik itu sifatnya semu yang bisa kapan pun hilang. “Saya khawatir, jika suriyah nimbrung ke PKB, bisa jadi PKB hilang,” imbuhnya. Berdasarkan informasi, dengan terlibatnya Rois Suriyah PCNU Kabupaten Cirebon KH Usamah Mansyur dalam urusan rumah tangga PKB, ada gerakan para kiai yang gerah dengan aksi ini. Mereka meminta Rois Suriyah tak ikut campur dalam politik praktis. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: