Pedagang di Cirebon Ribut Uang Palsu

Pedagang di Cirebon Ribut Uang Palsu

**Jelang Pemilu Rawan, BI Ajak Warga Waspada CIREBON - Musim kampanye jelang pemilihan umum 2014 diwarnai dengan peredaran uang palsu. Seperti yang terjadi di Pasar Drajat, Kota Cirebon, Senin (17/3) pagi. Pedagang di sekitar pasar ramai berkumpul melihat uang palsu yang diterima salah satu pedagang ikan bernama Tasmini. H Amin, penjual ikan lain yang kiosnya dekat dengan Tasmini membenarkan peredaran uang palsu tersebut. \"Pagi rame di sini, ribut-ribut ada uang palsu seratus ribuan. Kasihan, untungnya nggak seberapa, malah dapat uang palsu,\" ujarnya saat ditemui Radar Cirebon. H Amin mengatakan, uang palsu tersebut diketahui setelah dicek dengan money detector dengan lampu TL Ultraviolet (UV) yang dimiliki salah satu pedagang. \"Awalnya sih dicek manual pakai 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang). Saya pegang memang beda, lebih kasar, tulisannya juga lebih kecil. Setelah dicek pakai alat itu, ternyata bener uang palsu,\" jelasnya. Sementara itu, H Yasmuna, pedagang lainnya di Pasar Drajat mengaku tak pernah mendapati uang palsu selama dirinya berjualan hampir 30 tahun. \"Alhamdulillah nggak pernah. Soalnya saya selalu cek setiap dapat uang dari pembeli. Bukan yang seratus atau lima puluh ribuan aja, pokoknya uang kertas yang saya dapat dicek dulu,\" ungkapnya. Senada, Wakil Kepala Pasar Drajat, Muhammad Sanaji mengatakan, menurut laporan dan informasi yang ia terima, baru ditemukan satu korban yang teridentifikasi. Korban merupakan penjual ikan segar yang memang tidak melengkapi diri dengan detector uang. Padahal, sambungnya, rata-rata para penjual sudah memakai detector uang. Adapun modus yang digunakan pelaku, dengan mencari korban yang memang tidak ada alat detector uang. Tak hanya di Pasar Drajat, peredaran uang palsu juga terjadi di pasar tradisional lainnya. Pantauan Radar, di Pasar Jagasatru, uang palsu sudah beredar sejak dua minggu yang lalu. \"Sering di sini sih, dua minggu yang lalu ada. Banyaknya seratus ribu dan lima puluh ribu,\" ujar Edo, salah satu pedagang di Pasar Jagasatru. Edo yang berjualan sejak tahun 2000 mengakui bahwa peredaran uang palsu banyak terjadi ketika musim kampanye. \"Iya, seringnya pas mau pemilu, masa kampanye, tahun baru juga banyak. Saya juga pernah dapat uang palsu, lima puluh ribuan,\" tuturnya. Sekretaris Ikatan Pedagang Pasar (IPP) Jagasatru, H Amirudin mengatakan, Pasar Jagasatru selalu menjadi sasaran utama peredaran uang palsu. Tidak hanya menjelang pemilihan legislatif, setiap tahun menjelang Idulfitri maupun hari besar lainnya, peredaran uang palsu terjadi di pasar yang ditasbihkan menjadi pusat jual beli sayur mayur sewilayah III Cirebon itu. “Pedagang ada yang melaporkan mendapatkan uang palsu. Ini terjadi menjelang pemilu,” ucapnya kepada Radar Cirebon, Senin (17/3). Dikatakan Amirudin, beberapa pedagang di Pasar Jagastru mendapatkan uang palsu dari transaksi jual beli. Kejadian ini bukan yang pertama. Dalam momen-momen tertentu seperti menjelang hari besar keagamaan, peredaran uang palsu di Pasar Jagasatru semakin marak. Termasuk, menjelang Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden 2014 ini. Sementara, mayoritas pedagang pasar menggunakan cara manual dalam memeriksa uang yang dibayarkan pelanggan. “Kami menjunjung prinsip saling percaya. Tidak pakai metal detector untuk menilai uang itu palsu atau tidak,” bebernya. Dengan demikian, lanjut Amirudin, persoalan uang palsu menjadi masalah tahunan dan lima tahunan. Bahkan, dalam hari biasa sekalipun, terkadang ada saja uang palsu beredar. Hal ini sulit dihindari karena Pasar Jagasatru termasuk pusat jual beli sayur mayur khususnya dari berbagai daerah dan pasar di wilayah III Cirebon. Amirudin menjelaskan, perputaran uang di Pasar Jagasatru setiap harinya mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah. Sepanjang hari aktivitas jual beli tidak pernah berhenti dari pasar yang berada di wilayah Kelurahan Jagasatru, Kecamatan Pekalipan itu. “24 jam ada transaksi jual beli. Saya sendiri sering mendapatkan uang palsu. Mungkin itu belum rezeki,” ucapnya. BI AJAK WARGA TETAP HATI-HATI Bank Indonesia Kantor Perwakilan (Kpw) Cirebon meminta masyarakat agar tetap waspada dalam menerima pembayaran. Apalagi menjelang pemilu yang kecenderungannya, peredaran uang palsu meningkat drastis. Deputi Kepala Perwakilan Bidang Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern, Aryo Setyoso mencatat, ada 517 lembar uang palsu yang beredar pada Januari 2014. Kemudian meningkat 853 lembar temuan bulan Februari 2014, yang meliputi 596 lembar uang pecahan Rp100 ribu, 180 lembar uang pecahan Rp50 ribu, dan sisanya uang pecahan kecil. \"Angka ini meningkat lebih dari 100 persen dari bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan bulan Februari 2013, sebanyak 355 lembar temuan uang palsu di wilayah III Cirebon,\" katanya ditemui Radar, Senin (17/3). Kecenderungan tersebut terjadi secara nasional saat menjelang pemilu. Masyarakat harus semakin waspada dan jeli dalam menerima pembayaran. \"Namun demikian, sebenarnya tidak ada korelasinya antara temuan uang palsu dengan pemilu. Kami dari Bank Indonesia mewaspadai agar masyarakat jeli dan selalu waspada dalam setiap menerima pembayaran,\" ujarnya. Setiap penemuan uang palsu, Bank Indonesia mendapatkan data dari empat sumber. Yakni klarifikasi polisi yang menangkap pengedar, setoran bank. klarifikasi bank dan masyarakat umum. \"Dan di bulan Februari kemarin, tingginya temuan uang palsu karena adanya temuan dari kepolisian,\" sambungnya. Ia juga menyebutkan, di bulan Januari 2014, tercatat 517 lembar temuan uang palsu. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan bulan yang sama di tahun 2013, dari hanya 346 lembar. \"Kalau kita lihat data secara keseluruhan di tahun 2013 lalu, ada 5.128 lembar temuan uang palsu. Sedangkan di tahun 2012, ada 4.980 lembar. Penemuan uang palsu yang cenderung meningkat ini bisa dilihat dari dua sisi. Pertama, masyarakat semakin banyak yang mengenal ciri-ciri keaslian uang rupiah. Tetapi di sisi lain menyedihkan, karena ternyata peredaran uang palsu di luaran masih banyak,\" bebernya. Oleh karenanya, Bank Indonesia pun selalu gencar melakukan sosialisasi ke berbagai lapisan masyarakat. Mulai dari teller-teller bank, sekolah, pasar, kampus, dan masyarakat umum lainnya. \"Sampai dengan bulan Maret, sudah 10-15 kali kami adakan sosialisasi mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah. Dengan sosialisasi tersebut, kami jelaskan lebih detail lagi seperti apa ciri-ciri keaslian uang rupiah,\" ujarnya. Dengan adanya sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah, Bank Indonesia meminta masyarakat untuk lebih waspada dalam setiap melakukan pembayaran. Cara mudahnya, dengan teknik 3D. Yaitu Dilihat, Diraba, dan Diterawang. \"Selain dengan cara 3D, ciri-ciri keaslian uang rupiah dapat dikenali dari unsur pengamanan yang tertanam pada bahan uang dan teknik cetak yang digunakan,\" terangnya. Mulai dari Tanda Air (Watermark) dan Electrotype. Pada kertas uang terdapat tanda air berupa gambar yang akan terlihat apabila diterawangkan ke arah cahaya. Benang pengaman (Security Thread), cetak intaglio, cetakan yang terasa kasar apabila diraba. \"Selanjutnya, gambar saling isi atau rectoverso. Tinta berubah warna atau OVI (Optical Variable Ink) merupakan hasil cetak mengkilap, dapat berubah-ubah warna bila dilihat dari sudut pandang berbeda. Ada lagi tulisan mikro yang dapat dibaca dengan menggunakan kaca pembesar. Tinta tidak tampak yang memendar di bawah sinar ultraviolet, dan gambar tersembunyi atau latent image yang merupakan teknik cetak, terdapat tulisan tersembunyi, dapat dilihat dari sudut pandang tertentu,\" paparnya. Selain turun langsung ke masyarakat, Bank Indonesia juga terbuka apabila ada masyarakat yang ingin mengundang Bank Indonesia untuk memberikan sosialisasi. Agar masyarakat tidak diragukan dengan adanya uang palsu. \"Kami juga sarankan dan mengimbau para pedagang untuk menambahkan alat ultraviolet. Minimal dengan itu, bisa mengecek keaslian uang rupiah yang mereka terima. Bagi masyarakat, jangan ragu untuk klarifikasi mengenai uang yang diragukan. Bisa langsung datang ke BI di jam kerja, kami akan layani,\" pungkasnya. (mik/ysf/dri/nda) FOTO: ILMI YANFA\'UNNAS/RADAR CIREBON Pasar Jagasatru FOTO: ADINDA PRATIWI/RADAR CIREBON KENALI KEASLIAN RUPIAH. Deputi Kepala Perwakilan Bidang Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern, Aryo Setyoso menunjukkan ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada wartawan koran ini, Senin (17/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: