Hacker Blokir Situs Pemerintah
YAMAN- Protes antipemerintah di Yaman tidak hanya terjadi di dunia nyata. Para aktivis dunia maya alias hacktivist yang tergabung dalam kelompok peretas global Anonymous pun tidak berpangku tangan. Dengan caranya sendiri, para hacktivist memblokir situs-situs pemerintah di negara yang terletak di kawasan barat daya Semenanjung Arab tersebut. Salah satunya adalah situs milik Presiden Ali Abdullah Saleh. Seiring bergulirnya unjuk rasa akbar di ibu kota Yaman, Kamis lalu (3/2), situs presidentsaleh.go.ye pun padam. Situs yang menjadi sarana komunikasi Saleh dan para pendukungnya serta publik Yaman itu tidak bisa diakses. Sesaat sebelumnya, Anonymous mengimbau para peretas menyerang situs tersebut. Anonymous menyebut aksi mereka tersebut sebagai Operasi Yaman. Sebelumnya, mereka juga melakukan aksi serupa di Tunisia dan Mesir. ”Mereka yang tergabung dalam Anonymous merasa harus berbuat sesuatu sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat di negara-negara yang bergolak. Ini adalah fenomena global,” papar Luis Corrons, direktur teknis PandaLabs--laboratorium pendeteksi keamanan komputer milik Panda Security--dalam wawancara dengan Agence France-Presse, kemarin (4/2). Menurut Corrons, tujuan Anonymous terlibat dalam aksi protes massa di Yaman semata-mata hanyalah memperjuangkan kebebasan. Atau, setidaknya, mengupayakan kesetaraan perjuangan lewat internet. Pasalnya, pemerintah di Semenanjung Arab cenderung memblokir situs-situs tertentu yang dianggap mendukung perjuangan oposisi. Seperti yang terjadi di Mesir pekan lalu. Di Mesir pun, Anonymous menyerang situs-situs milik pemerintah. Diantaranya, situs Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Informasi dan juga situs resmi Partai Demokratik Nasional (NDP). Serangan pertama yang dilancarkan lewat metode Distributed Denial of Service (DDoS) itu kali pertama terjadi pada 26 Januari. Beberapa waktu kemudian, giliran pemerintah mematikan internet di seluruh Mesir. Sementara itu, pasca Day of Rage, massa antipemerintah masih tetap melancarkan aksi protes di Sanaa University dan kawasan kampus sekitarnya. Mereka tidak percaya Saleh akan menepati janjinya untuk tidak kembali mencalonkan diri. Sebab, janji yang sama pernah dia ucapkan pada 2006 dan dia melanggarnya. Saat itu, dia kembali mencalonkan diri dan terpilih lagi sebagai presiden. Di sisi lain, massa propemerintah juga unjuk kekuatan di Kota Sanaa. Bukannya menolak reformasi yang diusulkan oposisi, para demonstran yang sebagian besar adalah pemuda itu pun menuntut perombakan. Tapi, menurut mereka, reformasi hanya akan terjadi jika Saleh tetap duduk di kursi presiden. Karena itu, mereka menghendaki pemimpin 68 tahun itu bertahan. (hep/ami)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: