Singgung Wakil Bupati Hadir Tahun 2023, JAI Heran dengan Larangan Jalsah Salanah Mendadak
Kehumasan JAI, Buldan Burhanudin-Andre Mahardika-radarcirebon.com
KUNINGAN, RADARCIREBON.COM - Heran dan Singgung Wakil Bupati yang hadir Tahun lalu, Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) mengaku bingung dengan larangan kegiatan Jalsah Salanah di Desa Manislor, Kecamatan Jalaksana, kabupaten Kuningan secara mendadak.
Padahal, pihak JAI sebelum kegiatan akan dilaksanakan mereka juga sudah melakukan sosialisasi termasuk menyampaikan berapa jumlah yang akan datang.
Kehumasan JAI, Buldan Burhanudin mengaku heran dengan keputusan mendadak dari pemerintah daerah setempat.
Pasalnya, Buldan mengatakan bahwa dari pemerintahan bersedia untuk datang dan memberikan sambutan.
BACA JUGA:Respons Tegas Partai Demokrat Usai MJ Dituding Lakukan Pelecehan Seksual
"Dari pemerintah daerah pun bersedia untuk datang dan memberikan sambutan di kegiatan tersebut. Namun ternyata kegiatan itu tiba-tiba dibatalkan," katanya awak media saat ditemui disekitar Masjid An-Nur desa Manislor.
Buldan mengungkapkan pihaknya tidak diberi ruang dalam negosiasi terkait keputusan dimaksud.
"Katanya ini sudah nggak nego ini final tidak ada negosiasi lagi lalu dibatalkan," ungkapnya.
Buldan juga menyinggung dalam kegiatan serupa tahun 2023 yang lancar digelar. Bahkan, Wakil Bupati kala itu pun datang dan memberikan sambutan.
BACA JUGA:Poktan RW 15 PHS Sukses Budidayakan Mangga Agri Gardina
"Tahun lalu wakil bupati juga menyambut, di tahun 2023 lancar nggak ada masalah. Nah ini kenapa jadi masalah," ucap Buldan keheranan.
Lebih lanjut, Buldan menegaskan Ahmadiyah juga memiliki hak yang sama dengan teman-teman yang lain sebagai warga negara.
"Mengenai surat keputusan bersama atau SKB yang menjadi landasan pelarangan kegiatan Jalsah Salanah di desa Manislor menurut Buldan yang mereka lakukan saat ini adalah kegiatan internal Ahmadiyah," jelasnya.
"Kami melakukannya di rumah sendiri, di tanah sendiri, tidak di rumah orang lain, biaya juga biaya sendiri," pungkas Buldan menutup wawancara.
BACA JUGA:Shio Ular di Tahun 2025: Ramalan Asmara, Karier, Keuangan, dan Kesehatan
Kekecewaan dialami jemaah dari luar seperti Firdaus Mubarik, JAI asal Bogor yang mengaku kecewa dengan perlakuan kepolisian yang memblokade jalan masuk ke desa Manislor.
Kedatangannya bertemu dengan jemaah lain di Manislor nyaris sirna setelah rombongan satu mobilnya dipaksa pulang kembali ketempat asal.
"Peserta dari luar kota ketika datang dalam kondisi malam hujan diturunkan paksa oleh polisi dan disuruh pulang ini adalah tindakan yang sangat tidak manusiawi," tutur Firdaus.
Sebagai peserta dan warga negara Firdaus mengaku sangat kecewa dengan tindakan bullying yang dilakukan oleh polisi untuk menakut-nakuti warga negara.
BACA JUGA:Jabar Pilot Project Program PPKS dari Pusat, Sediakan Tempat Tinggal dan Berdayakan secara Ekonomi
"Ini adalah tindakan bullying yang dilakukan Polisi untuk menakut nakuti warga. Orang tua, anak anak, malam malam dipaksa pulang, ditengah hujan, tujuannya apa?"
"Kawan-kawan kita yang dari luar kota mereka tidak diizinkan untuk istirahat, disuruh langsung pulang. Apa begini sikap negara kita terhadap warga negara yang ingin melaksanakan pertemuan keagamaan," tuturnya lagi.
Sebelumnya terpisah, Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan mengeluarkan keputusan untuk larangan adanya kegiatan Jalsah Salanah digelar di Kuningan.
PJ Bupati Kuningan, Agus Toyib mengklaim bahwa JAI bersedia untuk membatalkan kegiatan tersebut demi Kondusifitas.
BACA JUGA:Inilah 5 Shio yang Paling Beruntung di Tahun 2025, Apakah Kamu Termasuk?
Sedangkan untuk Jemaah luar kota yang kadung datang sudah kembali ke daerahnya masing masing.
Disinggung mengenai adanya keberatan sejumlah pihak, Agus menjelaskan bahwa pihaknya hanya menegakkan aturan yang sudah ada, hak i peraturan Gubernur nomor 12 tahun 2011 tentang larangan kegiatan jamaah Ahmadiyah di Jawa Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: