Viral, Struk Belanja PPN 12 Persen di Minimarket, Katanya Batal? Apa yang Terjadi?
Struk PPN 12 persen viral di media sosial, apa yang sebenarnya terjadi? Simak penjelasan berikut ini.-Istimewa-radarcirebon.com
RADARCIREBON.COM - Struk belanja yang mencantumkan PPN 12 persen viral di media sosial, Sabtu, 4, Januari 2024.
Adanya struk tersebut membuat pertanyaan bagi warganet. Apakah PPN 12 persen tetap diberlakukan?
Dari penelusuran sumber informasi oleh redaksi, terkait dengan adanya penerapan PPN 12 persen yang tampil pada struk belanja, besar kemungkinan karena pengusaha ritel terlanjur melakukan setting pada besaran tersebut.
Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto sudah menyampaikan pengumuman bahwa PPN 12 persen hanya dikenakan pada barang-barang mewah.
BACA JUGA:Polresta Cirebon Gagalkan Tawuran di Kecamatan Beber, Berikut Barang Bukti
Dirjen Pajak Suryo Utomo mengungkapkan, kemungkinan kenaikan PPN 12 persen itu sudah diatur dalam sistem toko.
Oleh karena itu, pemerintah akan mengatur mekanisme pengembalian PPN yang sudah terlanjur dipungut.
“Nanti kita atur (pengembalian pungutan PPN 12 persen ke pembeli ritel),” sebut Suryo Utomo pada media briefing.
Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengumumkan pemberlakuan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen yang mulai berlaku pada 1 Januari 2025.
BACA JUGA:Berikan Apresiasi kepada Masyarakat, Millenial KAI Gelar Baksos Peduli dan Berbagi
Kebijakan tersebut merupakan amanah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan dengan tujuan untuk menjaga daya beli masyarakat, menjaga inflasi rendah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Supaya jelas, kenaikan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen hanya dikenakan terhadap barang dan jasa mewah, yaitu barang dan jasa tertentu yang selama ini sudah terkena PPN barang mewah, yang dikonsumsi oleh golongan masyakat berada, masyarakat mampu," tegas Presiden Prabowo Subianto.
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa saat ini dunia masih dihadapkan dengan tantangan global yang penuh ketidakpastian dan ketegangan yang memberikan tekanan kepada perekonomian dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: