Sepakat Coret Siswa Bermasalah

Sepakat Coret Siswa Bermasalah

KUNINGAN – Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara SMK Pertiwi dengan SMK Karnas, tampaknya menjadi indikator bahwa dua lembaga tersebut benar-benar tegas dalam mendidik para siswanya. Penandatanganan MoU sendiri dilakukan di lapangan upacara kampus SMK Karnas, Kamis (10/2). MoU dibuat sebagai bentuk penegasan komitmen kedua sekolah SMK swasta favorit tersebut dalam hal perdamaian. MoU terlebih dulu dibacakan secara kompak oleh Ketua Osis SMK Pertiwi, Ikhsan Jauharudin dan Ketua Osis SMK Karnas, Iwan Setiawan, dihadapan ribuan siswa SMK Karnas. Mereka membeberkan maksud MoU ini untuk meningkatkan jalinan kerjasama SMK Pertiwi dan SMK Karnas dalam rangka pembentukan karakter dan moral kepribadian yang agamis. Kemudian menciptakan citra positif kepada masyarakat bahwa mereka bertekad baik memajukan dunia pendidikan melalui proses kerjasama yang bersimbolis mutualis bersama masyarakat, pemerintah dan pihak-pihak tertentu. Maka dengan hal itu, mereka sepakat untuk menyelesaikan segala persoalan secara kekeluargaan, menjaga nama baik almamater beserta keluarga besar yayasan masing-masing. Akan teguh, percaya diri, tidak rapuh dan tidak mudah dipengaruhi oleh pihak ketiga yang merugikan kedua belah pihak. Bilamana timbul isu-isu negative yang menimbulkan perpecahan akan terlebih dulu melakukan klarifikasi dengan pihak sekolah. Bilamana juga terjadi perlakuan tindak kriminal berupa pemukulan dan penganiayaan, maka pelaku pada tindak penyerangan di blacklist dari daftar siswa sekolah tersebut. Atau dikeluarkan dan diserahkan kepada kepolisian. Keduanya juga sepakat menjalankan kerjasama guna memajukan pendidikan sekolahnya masing-masing dan kemajuan pendidikan di Kabupaten Kuningan. Pembacaan MOU turut disaksikan, Ketua Yayasan Pendidikan Karya Nasional, Drs H Dadang Jaka, Kepala SMK Karnas Rosi Stiati MPd dan Wakasek Kesiswaan, Otong Deni Ramdhoni beserta jajaran guru. “Kami berbahagia sekali. Secara legalitas, kedepan hubungan kami akan lebih erat dengan dasar kekeluargaan. MoU ini mencakup berbagai kerjasama, mulai kesiswaan, keilmuan dan lain-lain,” ungkap Kepala SMK Pertiwi, Dea Ariana Vamitrianto MSi, kepada Radar. Dea mengakui tidak merasa bersaing dengan SMK Karnas. Ia malah merasa sebenarnya SMK Pertiwi dan SMK Karnas bagai pinang dibelah dua. Tidak ada SMK Karnas, tidak aka nada SMK Pertiwi, begitu sebaliknya. Apalagi sesepuh dua sekolah ini satu perjuangan. Di tempat yang sama, Kepala SMK Karnas, Rosi Stiati MSi, memandang, MoU ini harus ditindaklanjuti secara berkelanjutan. Ini untuk menunjukan bahwa SMK Karnas dan SMK Pertiwi adalah kawan, bukan lawan. Keberadaannya bersama SMK Pertiwi akan selalu berdampingan dengan tekad untuk menunjukan citra baik, membentuk karakter dan moral baik anak didik. “Sekolah kami berdua sudah difavoritkan, jadi tentu harus diikuti oleh citra baik para siswanya. Kita ingin siswa kita punya nilai agamis,” harap wanita berjilbab ini. Baik Dea maupun Rosi menilai pembinaan pemerintah daerah sudah baik ke sekolah, apalagi dengan program Bupati road show ke sekolah. Polisi dan kejaksaan juga sudah mulai menunjukan kepeduliannya kepada sekolah melalui berbagai sosialisasi. (tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: