Merek Susu yang Berbakteri Beredar
JAKARTA - Tak kunjung dirilisnya merek susu yang terkontaminasi bakteri enterobacter sakazakii oleh pemerintah dimanfaatkan pihak yang tak bertanggung jawab. Kini beredar email, pesan singkat, dan pesan Blackberry Messenger yang berisi daftar sejumlah merek susu formula dan makanan bayi ternama di Indonesia. Pesan itu menyebut merek-merek susu ternama itu masuk dalam kategori tercemar bakteri pemicu radang otak tersebut. Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih menyatakan, bahwa isu yang beredar di masyarakat itu samasekali tidak benar. Endang menegaskan kepada masyarakat bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah yang benar. BPOM memastikan tidak menemukan kontaminasi pada susu yang beredar pada 2009-2011. ”Yang bener adalah BPOM. Tidak benar itu, hati-hati banyak orang iseng. Mungkin ada perang merek segala macam, jangan percaya karena yang beredar itu tidak benar,” ujar Endang ketika ditemui di sela-sela acara peluncuran film Surat Kecil untuk Tuhan di Plasa FX, Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (13/2) kemarin. Endang membenarkan bahwa hasil penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan ada kontaminasi bakteri enterobacter sakazakii. Tapi, kejadin itu terjadi pada 2006. Sampel susu formula yang diambil juga dari tahun 2003-2006 sedangkan hasil peneletian baru diungkap ke publik pada 2008 silam. ”Kalau itu penelitian dilakukan oleh IPB tahun 2006.” kata dia. Menkes mengatakan bahwa selama ini pihaknya rutin melakukan pemeriksaan pabrik dan melakukan pengecekan sampel susu yang beredar di pasaran. Dan hasilnya pemeriksaan bahan dan lokasi pembuatan dinyatakan semuanya sesuai standar dan aman. Terlepas dari masalah tesebut, Endang menyatakan yang penting saat ini adalah semua bayi dari nol sampai enam bulan wajib menggunakan ASI. ”Dan kalau misalnya terpaksa mau pakai susu formula itu gunakan air yang hangat dan waktu dalam dua jam itu harus sudah habis dibuang dan bikin baru lagi,” ujarnya Menurut Menkes, hanya BPOM yang memiliki kewenangan dan akurasi dalam mengumumkan aman atau tidaknya produk susu. Terkait data IPB, karena mereka dilindungi kode etik, maka pemerintah tidak bisa memaksa lembaga itu untuk merilis merek susu yang tercemar bakteri tersebut. Endang meminta masyarakat bersabar karena sesuai putusan Mahkamah Agung (MA) merek susu berbakteri itu pasti akan diumumkan. ”Itu hanya soal waktu saja, pastinya susu formula yang beredar sekarang dipastikan aman. Sesuai penelitian BPOM,” kata dia. Endang meminta masyarakat cerdas memilih merek makanan. Mengingat gencarnya iklan di media massa tentang tawaran berbagai jenis makanan. Imbauan Endang tersebut, juga berkaitan dengan pencegahan secara dini penyakit kanker di masyarakat. ”Iklan makanan di media massa memang bagus-bagus dan menggiurkan, yang penting masalahnya adalah bagaimana masyarakat kita cerdaskan. Jangan mudah menjadi korban iklan,” kata dia. Selain itu, Menteri Kesehatan juga akan melakukan upaya pengawasan terhadap makanan-makanan yang tidak memenuhi standar kesehatan. Pihaknya akan melakukan regulasi yang akan dibahas lebih lanjut. Dia mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar berpartisipasi untuk mensosialisasikan makanan yang sehat. ”Bukan hanya enaknya, tapi bahaya atau tidak yang dimakan,” ujarnya. (zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: