Benarkah Lagu Lingsir Wengi Adalah Ritual Memanggil Hantu ?
LAGU yang berlirik Jawa tersebut sekarang \'dikenal\' sebagai lagu untuk memanggil makhluk gaib (khususnya Kuntilanak). Sebenarnya, seperti apa cerita asli di balik nyanyian ini? Konon, menurut beberapa orang saksi, saat mereka mendengar lantunan lagu Lingsir Wengi, secara tiba-tiba akan muncul sosok seorang nenek berambut panjang terurai dan berwajah pucat, yang sedang berjalan mendekat sambil terus menyanyikan lagu tersebut. Seiring berjalannya waktu, lagu Lingsir Wengi kemudian diartikan sebagai penanda datangnya makhluk halus, seperti kesaksian beberapa orang tadi. Namun, berdasarkan informasi yang dihimpun, ada beberapa kisah yang menjelaskan sebuah fakta, bahwa sebenarnya lagu Lingsir wengi ini tidaklah diciptakan untuk hal-hal seperti yang sudah dijelaskan diatas. Beberapa kisah tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Sunan Kalijaga Sunan Kalijaga yang mempunyai nama kecil Raden Said ini memiliki nama-nama lain seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Beliau lah yang menciptakan lagu atau kidung Lingsir Wengi tersebut. Nama Kalijaga diperoleh karena beliau menyukai berendam di sungai pada saat beliau berada di Cirebon. Namun menurut pengamat lainnya, menyatakan bahwa kata Kalijaga berasal dari bahasa arab yaitu “Qadli Dzaqa” yang berarti penghulu suci kesultanan. 2. Sarana Dakwah Sunan Kalijaga sangat menyukai kesenian, sehingga beliau memakai kesenian sebagai alat untuk menyebarkan agama Islam pada masa itu. Sunan Kalijaga menggunakan seni ukiran, wayang, gamelan, serta nyanyian dalam dakwahnya. Salah satunya yang beliau gunakan adalah kidung Lingsir Wengi tersebut yang berisi doa kepada Tuhan. Selain itu, ia juga menciptakan baju takwa, perayaan sekatenan di Yogyakarta, dan lain-lain. 3. Lagu Gending Jawa Sunan Kalijaga menciptakan kidung Lingsir Wengi dengan memakai pakem gending Jawa yaitu Macapat. Pakem Macapat ini terdiri dari 11 macam pakem yang salah satunya yaitu pakem Durma yang dipakai dalam Lingsir Wengi. Lagu-lagu yang memakai Pakem Durma harus mencerminkan suasana yang keras, sangar, suram, kesedihan, bahkan bisa mengungkapkan sesuatu yang mengerikan dalam kehidupan. Oleh sebab itu, lagu Lingsir Wengi dilantunkan dengan perasaan yang lembut, tempo pelan, dan sangat menyayat hati. 4. Lagu Tolak Bala Lagu Lingsir Wengi dipakai oleh sunan Kalijaga setelah melakukan solat malam yang berfungsi untuk menolak bala atau mencegah perbuatan makhluk gaib yang ingin mengganggu. Selain itu makna lagu tersebut tersirat menyatakan sebuah doa kepada Tuhan. Berikut lirik lagunya (film) dalam Bahasa Jawa: Lingsir wengi sliramu tumeking sirno Ojo tangi nggonmu guling Awas jo ngetoro Aku lagi bang wingo wingo Jin setan kang tak utusi Dadyo sebarang Wojo lelayu sebet Dalam Bahasa Indonesia: Menjelang malam, dirimu akan lenyap Jangan bangun dari tempat tidurmu Awas jangan menampakkan diri Aku sedang dalam kemarahan besar Jin dan setan yang kuperintah Menjadi perantara Untuk mencabut nyawamu Berikut lirik lagu asli (yang ada di Masyarakat Tanah Jawa) : Ana kidung rumekso ing wengi Teguh hayu luputa ing lara luputa bilahi kabeh jim setan datan purun paneluhan tan ana wani niwah panggawe ala gunaning wong luput geni atemahan tirta maling adoh tan ana ngarah ing mami guna duduk pan sirno Sakehing lara pan samya bali Sakeh ngama pan sami mirunda Welas asih pandulune Sakehing braja luput Kadi kapuk tibaning wesi Sakehing wisa tawa Sato galak tutut Kayu aeng lemah sangar Songing landhak guwaning Wong lemah miring Myang pakiponing merak Pagupakaning warak sakalir Nadyan arca myang segara asat Temahan rahayu kabeh Apan sarira ayu Ingideran kang widadari Rineksa malaekat Lan sagung pra rasul Pinayungan ing Hyang Suksma Ati Adam utekku baginda Esis Pangucapku ya Musa Napasku nabi Ngisa linuwih Nabi Yakup pamiryarsaningwang Dawud suwaraku mangke Nabi brahim nyawaku Nabi Sleman kasekten mami Nabi Yusuf rupeng wang Edris ing rambutku Baginda Ngali kuliting wang Abubakar getih daging Ngumar singgih Balung baginda ngusman Sumsumingsun Patimah linuwih Siti aminah bayuning angga Ayup ing ususku mangke Nabi Nuh ing jejantung Nabi Yunus ing otot mami Netraku ya Muhamad Pamuluku Rasul Pinayungan Adam Kawa Sampun pepak sakathahe para nabi Dadya sarira tunggal Terjemahan dalam bahasa Indonesia : Ada kidung rumekso ing wengi. Yang menjadikan kuat selamat terbebas dari semua penyakit. Terbebas dari segala petaka. Jin dan setanpun tidak mau. Segala jenis sihir tidak berani. Apalagi perbuatan jahat. guna-guna tersingkir. Api menjadi air. Pencuripun menjauh dariku. Segala bahaya akan lenyap. Semua penyakit pulang ketempat asalnya. Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih. Semua senjata tidak mengena. Bagaikan kapuk jatuh dibesi. Segenap racun menjadi tawar. Binatang buas menjadi jinak. Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak. Kandangnya semua badak. Meski batu dan laut mengering. Pada akhirnya semua slamat. Sebab badannya selamat dikelilingi oleh bidadari, yang dijaga oleh malaikat, dan semua rasul dalam lindungan Tuhan. Hatiku Adam dan otakku nabi Sis. Ucapanku adalah nabi Musa. Nafasku nabi Isa yang teramat mulia. Nabi Yakup pendenganranku. Nabi Daud menjadi suaraku. Nabi Ibrahim sebagai nyawaku. Nabi sulaiman menjadi kesaktianku. Nabi Yusuf menjadi rupaku. Nabi Idris menjadi rupaku. Ali sebagai kulitku. Abubakar darahku dan Umar dagingku. Sedangkan Usman sebagai tulangku. Sumsumku adalah Fatimah yang amat mulia. Siti fatimah sebagai kekuatan badanku. Nanti nabi Ayub ada didalam ususku. Nabi Nuh didalam jantungku. Nabi Yunus didalam otakku. Mataku ialah Nabi Muhamad. Air mukaku rasul dalam lindungan Adam dan Hawa. Maka lengkaplah semua rasul, yang menjadi satu badan. Disalah Artikan oleh Masyarakat Indonesia, Penggunaan lagu Lingsir Wengi ini juga dipakai sebagai lagu latar dari film hantu Indonesia, membuat makna lagu ini menjadikannya semakin salah arti dalam pandangan masyarakat luas, sehingga membuat para pendengar lagu tersebut menjadi ketakutan tersendiri karena akan kedatangan makhluk gaib ketika mendengar Lingsir Wengi. Lagu Lingsir Wengi nyatanya tidak lain hanya lagu yang biasa dinyanyikan oleh ibu-ibu pada zaman dulu untuk menidurkan anaknya di kala malam yang sunyi, yang berfungsi agar si anak diberikan perlindungan oleh Tuhan. Nama lain dari Lingsir Wengi yaitu Kidung Rumekso Ing Wengi. (wb)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: