Tawuran Kelompok Geng Konten Makin Marak di Cirebon, Masyarakat Resah

Tawuran Kelompok Geng Konten Makin Marak di Cirebon, Masyarakat Resah

Aksi tawuran antar geng konten terjadi di jembatan Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Selasa dinihari (28/1/2025).-Dedi Haryadi-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM – Aksi tawuran antar kelompok geng konten semakin marak terjadi di Kabupaten Cirebon. Tawuran yang dilakukan oleh para remaja ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.

Dalam beberapa pekan terakhir, bentrokan antar kelompok pemuda yang diduga mencari sensasi demi konten media sosial terus meningkat di Kabupaten Cirebon.

Peristiwa terbaru terjadi di kawasan Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon atau tepatnya di sekitar jembatan Cangkring, Selasa dinihari (28/1/2025) sekitar pukul 03.00 WIB.

Dua kelompok remaja terlibat bentrokan diduga menggunakan berbagai jenis senjata tajam dan benda keras lainnya. Aksi brutal tersebut bahkan sempat direkam dan diunggah ke media sosial oleh masyarakat.

BACA JUGA:Selametan Rajaban, Tradisi Turun Temurun Isra Mikraj di Keraton Kanoman Cirebon

Masyarakat setempat mengaku semakin khawatir dengan meningkatnya tawuran ini. Seorang warga setempat, Pedro Antho (31) kepada RadarCirebon.Com mengatakan,  aksi geng konten ini kerap terjadi pada dini hari dan membuat lingkungan menjadi tidak aman.

“Anak-anak muda sekarang bukan hanya sekadar tawuran, tapi sengaja merekam aksi mereka untuk dipamerkan di media sosial. Ini sangat mengkhawatirkan,”katanya.

Pedro menuturkan, adanya aksi tawuran geng konten tersebut juga membuat takut masyarakat yang hendak menuju ke pasar.

"Ini sangat meresahkan ketika warga yang berangkat dagang ke pasar jadi ketakutan. Kami sebagai warga berharap pihak kepolisian lebih intens atau aktif melakukan patroli di daerah rawan terjadinya tawuran,"pungkasnya.

BACA JUGA:Pelaku Mutilasi di Ngawi Seorang Pesilat, 5 Jam Eksekusi Korban Pakai Pisau Buah

Fenomena tawuran geng konten yang mencari popularitas melalui aksi kekerasan di media sosial ini menjadi tantangan baru bagi pihak keamanan dan pemerintah daerah.

Banyak pihak mendesak adanya tindakan tegas serta edukasi bagi generasi muda agar tidak terjebak dalam tren berbahaya ini. (rdh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: