Semua Warga Sekolah Mesti Disiplin

Semua Warga Sekolah Mesti Disiplin

MAJALENGKA - Peristiwa perampasan perhiasan siswa oleh orang tak dikenal yang menimpa Amelia Sri Wulansari (7), siswa kelas 1 SDN Sukahaji II, Rabu (26/3) lalu mengundang keprihatinan semua pihak. Praktisi pendidikan Toto Warsito MAg sangat menyayangkan kejadian ini kembali terulang di dunia pendidikan. Menurutnya peran semua pihak masih kurang waspada menyikapi persoalan yang kerap menjadi langganan akibat lemahnya pengawasan. Artinya, dari kejadian ini dirinya berpendapat jika tingkat kedisiplinan baik guru maupun orang tua murid belum maksimal. Guna meningkatkan kedisiplinan, guru dituntut untuk disiplin terhadap waktu saat tiba ke sekolah. Kendati berdalih ada penjaga di masing-masing sekolah, seharusnya perlu waspada sedini mungkin mengingat kejadian ini terus terjadi berulang-ulang. \"Bagi orang tua juga seharusnya membiasakan disiplin terhadap kelengkapan cara berpakaian bagi setiap anaknya. Larangan membawa perhiasan setiap siswa juga harus ditekankan lagi agar orang tua siswa dapat memberikan pemahaman kepada putrinya,\" imbaunya, kemarin (28/3). Siswa maupun siswi sejatinya harus diberikan pengenalan seluruh guru di setiap sekolah. Artinya, kedekatan dan pengenalan peserta didik terhadap siswa tidak hanya fokus terhadap masing-masing wali kelas melainkan seluruh pengajar dari mulai kelas I hingga VI. Selain itu, pengenalan terhadap guru TU juga perlu ditingkatkan guna seluruh siswa dapat mengenal guru yang biasa mengajar atau beraktivitas di sekolahnya. Hal ini dinilai sebagai langkah antisipatif peristiwa pencurian perhiasan oleh Mr X ini dapat diminimalisir. \"Nantinya, ketika ada orang luar (asing) datang yang tidak dikenali oleh seluruh siswa secara spontan dapat melaporkan ke penjaga maupun guru yang sudah berangkat dari awal. Aspek sosial melalui pengenalan guru terhadap siswanya bisa mencegah peristiwa ini terulang lagi,\" ujarnya. Sementara itu, anggota komisi D DPRD Majalengka Aan Subarnas SE menyatakan, pihaknya heran kenapa hal ini masih saja terjadi di dunia pendidikan. Padahal sebelumnya instruksi larangan membawa perhiasan ke sekolah ini sudah sering diperingatkan dinas pendidikan (disdik). Nyatanya, kasus ini kembali terulang karena pihak kepala sekolah maupun guru dinilai masih kurang mengimplementasi seruan tersebut. “Tentunya kami sangat prihatin musibah ini kembali terjadi. Sudah jelas bahwa disdik belum tegas dalam memberikan kebijakan kepada setiap sekolah khususnya ditingkat dasar ini. Kepsek dan guru juga kurang optimal dalam mengimplementasikan imbauan dari disdik itu,” tegas Aan. Ia menyetujui imbauan yang diungkapkan oleh praktisi pendidikan terkait aspek sosial guru perlu ditingkatkan. Pasalnya, bagi guru itu tidak hanya memberikan materi secara formal saja melainkan harus adanya kedekatan kepada seluruh siswa. Sehingga proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di ruang kelas mampu membuat siswa lebih tenang dan nyaman terlebih mengimplementasikan lebih baik tentang instruksi yang diberikan oleh setiap guru dalam memberikan materi setiap belajar. Dijelaskannya, indikasi dengan modus serupa bukan tidak mungkin akan kembali terjadi jika setiap sekolah lengah. Sehingga bagi seluruh pihak sekolah baik SD, SMP/MTs, SMA/SMK juga harus lebih waspada menyikapi persoalan ini. Politikus PKB asal Desa Panjalin Kidul, Kecamatan Sumberjaya ini juga mengimbau kepada wali murid agar tidak memakaikan perhiasan kepada siswa/siswi secara berlebihan. “Karena dengan digunakannya perhiasan yang mencolok ini dapat memberikan kesan bagi oknum yang nantinya akan mendatangi dengan modus serupa. Mungkin si oknum ini sebelumnya sudah survei dan memanfaatkan waktu untuk menjalankan aksinya,” katanya. Sekretaris PCNU Kabupaten Majalengka ini mencatat, peristiwa ini membuat daftar panjang musibah perampasan perhiasan siswi SD. Selain di SDN Sukahaji II, sebelumnya juga pernah terjadi di SDN Rancaputat, Kecamatan Sumberjaya, kemudian beberapa waktu lalu juga pernah menimpa SDN Balagedog II dan SDN Rajagaluh 1. Korban juga notabene adalah siswi SD kelas I. “Karenanya, peran semua pihak harus lebih dioptimalkan lagi agar kasus semacam ini tidak terulang di kemudian hari. Karena kalau bukan kita yang waspada, siapa lagi yang akan meminimalisir tingkat pencurian semacam ini,” pesannya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: