Larangan Study Tour Karena Pihak Sekolah 'Nakal', Pemerhati Pariwisata: Keterlaluan Up Biaya Paket Wisata

Pemerhati Pariwisata, Tri Novianti menyayangkan pihak sekolah yang menaikkan tarif paket wisata sepihak sehingga study tour menjadi lebih mahal.-Andre Mahardika-Radar Kuningan
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi, mengeluarkan kebijakan dengan melarang pihak sekolah untuk tidak menggelar study tour.
Menurut Pemerhati Pariwisata, Tri Novianti, larangan tersebut dikeluarkan diduga karena pihak sekolah 'nakal' dalam menetapkan biaya paket wisata yang dikemas dalam study tour.
Dijelaskan Tri, larangan tersebut tidak akan dikeluarkan jika pihak sekolah tidak keterlaluan dalam menaikan tarif wisata.
Berdasarkan pengamatannya, kegiatan study tour yang akan digelar, pihak sekolah sendiri yang mengurus biaya dan keperluan lainnya sehingga terjadi selisih biaya cukup signifikan dengan biro perjalanan.
BACA JUGA:Ingin Perjalanan Mudik Lebaran 2025 Nyaman, Segera Datangi Bengkel AHASS Terdekat, Ada Promo Ini
"Sebabnya diawali oleh pihak jajaran sekolah yang keterlaluan meng-up biaya paket wisata, sehingga ortu merasa terbebani," kata Tri Novianti kepada radarcirebon.com, Kamis 6 Maret 2025.
Selisih biaya paket wisata yang cukup jauh dengan penyedia biro perjalanan atau travel, membuat anggaran untuk study tour menjadi terbilang mahal.
Tri menambahkan, banyak pengelola biro perjalanan mengeluhkan pihak sekolah yang mengelola biaya study tour secara mandiri namun memberatkan siswa.
Karena sepengetahun Tri, biaya paket wisata yang diberikan oleh biro perjalanan untuk kegiatan study tour, tidak semahal yang terjadi di lapangan.
Berkaca dari kejadian tersebut, Tri menduga Gubernur Jabar yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) ini, akhirnya mengeluarkan larangan untuk tidak menggelar study tour bagi semua sekolah di Jawa Barat.
"Kalau pihak managemen sekolah yang mayoritas meng-up biaya paket wisata tidak serakah, pasti semua masih bisa terkendali dengan aman," jelasnya.
Dengan keluarnya larangan ini, Tri mengajak pihak sekolah untuk tidak lagi terlibat dalam kegiatan study tour secara mandiri.
Karena menurutnya, adanya anggapan pihak sekolah mencari untung dalam kegiatan study tour, menyebabkan KDM mengeluarkan larangan untuk menekan praktik tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: