Ok
Daya Motor

Pengamat Pendidikan: Study Tour Modus Cari Biaya Tambahan

Pengamat Pendidikan: Study Tour Modus Cari Biaya Tambahan

Pengamat Pendidikan, Indra Charismiadji, menyebutkan jika kegiatan study tour di Indonesia lebih kepada cara mendapatkan biaya tambahan sekolah. -Tangkapan Layar-Youtube @Metro TV

RADARCIREBON.COM - Kegiatan study tour yang digelar sekolah-sekolah, merupakan modus untuk mencari biaya tambahan. 

Hal tersebut diungkapkan Pengamat Pendidikan, Indra Charismiadji, saat berbincang di tayangan YouTube Kontroversi, Juli 2024.

Seperti diketahui, Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), dengan tegas mengeluarkan kebijakan tentang larangan menggelar study tour bagi sekolah di Jabar. 

Larangan tersebut, ternyata mendapat reaksi dari pelaku usaha tour and travel atau biro perjalanan juga dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). 

BACA JUGA:Berkah Ramadan, Berikut 5 Saldo Dana Bansos yang Dapat Cair Sebelum Lebaran

Bahkan, Asosiasi travel di Pekalongan, Jawa Tengah, memboikot Jabar dari paket wisata sampai larangan tersebut dicabut oleh Gubernur Jawa Barat. 

Adapun yang menjadi alasan larangan tersebut diberlakukan KDM, karena mengganggap kegiatan study tour sering memberatkan orang tua siswa. 

Adanya sejumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk mengikuti kegiatan di luar sekolah, kerap membuat orang tua siswa harus mencari dana talangan. 

Oleh sebab itu, KDM dengan tegas melarang segala bentuk kegiatan di luar sekolah yang dikemas dengan nama study tour. 

BACA JUGA:Kabar Gembira! 4 Saldo Dana Bansos Akan Cair di Bulan Ramadan 2025

Menurut Pengamat Pendidikan, Indra Charismiadji, study tour sebetulnya kegiatan yang sangat penting bagi siswa. 

"Satu hal yang harus kita luruskan yang namanya study tour atau field trip itu, sebetulnya adalah kegiatan yang sangat penting," ucap Indra Charismiadji dikutip radarcirebon.com.

Karena dengan melakukan study tour, sambungnya, siswa bisa merasakan langsung proses pendidikan yang  disebut dengan experential learning. 

"Jadi merasakan langsung bagaimana hal-hal yang mereka pelajari di kelas pakai buku atau bahkan pakai YouTube. Itu kan beda dengan misalnya anak yang enggak pernah lihat Monas datang ke Monas naik ke atas itu akan punya rasa yang berbeda jadi itu yang disebut sebagai field trip atau karya wisata," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait