Dua Musim Petani Cibingbin Rugi
CIBINGBIN - Sudah dua musim para petani di Kecamatan Cibingbin mengalami penurunan produksi. Penurunan hasil penen disebabkan serangan hama tikus dan wereng. “Dari lahan 100 bata petani rugi 1-4 kuintal. Kejadian sudah berlangsung selama dua musim berturut-turut. Makanya, banyak petani yang tengah bersedih,” jelas Tohari, salah satu petani asal Desa Citenjo, Kecamatan Cibingbon, kepada Radar kemarin (1/4). Menurut dia, kondisi ini tidak bisa dihindari meski petani sudah berupaya dengan melakukan penyemprotan antihama. Petani sendiri hanya berharap pada musim berikutnya tidak mengalami kerugian seperti ini. “Saya kira setelah wereng pada musim pertama, musim berikutnya tidak ada hama dan petani bisa mengganti kerugian. Namun, yang terjadi justru hama bertambah dengan adanya serangan tikus dan kami pun merugi dua kali,” ucap pria paruh baya ini. Hal yang sama juga dikatakan Juhardi. Menurutnya, hasil panen yang biasa mendapatkan 10 karung saat ini hanya empat karung. Meski sedih tetap mensyukuri hasil dari perjuangan ini. “Saya juga tau risiko bertani kalau tidak rugi ya untung. Tapi, kan tetap ketika sudah berjuang maksimal hasilnya seperti ini tetap kecewa,” ucap dia. Padahal, lanjut dia, musim kedua ini merupakan musim yang selalu jadi andalan. Karena pada masa tanam ketiga atau musim kemarau petani memilih menanam palawija, kerena lahannnya tadah hujan. Menurut pria yang memiliki lahan 600 bata ini, kondisi sawah terserang hama terjadi bukan hanya di wilahnya namun sudah merata. Ia mengakui masalah hama merupakan siklus rutin yang terjadi waktu tiga tahun. Dengan kondisi padi yang terkena hama wereng, kualitas padi jelek. Harga gabah pun menurun dari semula Rp500/kg kini menjadi Rp400/kg. Hal ini membuat petani tambah kecewa, karena tidak hanya hasilnya tapi juga harga gabah ikut turun. “Kalau saya sudah cukup untuk makan saja alhamdulillah. Mungkin musim berikutnya bisa diganti dengan hasil yang memuaskan,” jelasnya. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: