Dedi Mulyadi Maafkan Sekolah yang Langgar Larangan Study Tour: Pajak Saja Saya Sudah Ampuni

Dedi Mulyadi Maafkan Sekolah yang Langgar Larangan Study Tour: Pajak Saja Saya Sudah Ampuni

Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi hadir dalam acara Jabar Istimewa Ngariungdi Balai Sawala Yudistira, Kabupaten Purwakarta, Jumat 21 Maret 2025. -@disdikjabar-Instagram

PURWAKARTA, RADARCIREBON.COM - Larangan sekolah menggelar study tour yang disampaikan Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi yang tertuang dalam sepucuk surat edaran (SE) sempat menuai pro dan kontra.

Bahkan, ada beberapa sekolah yang mengindahkan SE tersebut, sehingga membuat Dedi Mulyadi sebagai Gubernur pun murka.

Namun, belakangan Dedi Mulyadi menurunkan tensinya dengan memberi maaf kepada pihak sekolah yang melanggar SE tentang larangan study tour.

BACA JUGA:Jalan di Perempatan Pasar Pagi Amblas, Begini Reaksi Pemerintah Kota Cirebon

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Kecelakaan di Plumbon, Truk Terguling setelah Tabrak Trotoar

BACA JUGA:Inilah Pembelaan Presiden Prabowo Terhadap Skuad Timnas Indonesia

"Terima kasih atas semangat kepala sekolah dan para guru, sudah saya ampuni seluruh kesalahan, jangan diulangi lagi. Pajak saja sudah saya ampuni, apalagi dosa kepala sekolah," kata Dedi Mulyadi dikutip dari akun Instagram @disdikjabar, Jumat 21 Maret 2025.

Pernyataan Dedi Mulyadi itu disampaikan dalam kegiatan Jabar Istimewa Ngariung di Balai Sawala Yudistira, Kabupaten Purwakarta, Jumat 21 Maret 2025.

Sebagai wujud konkrit pihak sekolah untuk tidak mengulangi kesalahannya, diadakan penandatangan surat pernyataan dari 155 kepala sekolah untuk berkomitmen mematuhi Peraturan Gubernur (Pergub) yang ada.

BACA JUGA:Aplikasi Sapawarga Diserbu Warga Jabar, Efek Kebijakan Pemutihan Pajak Kendaraan

BACA JUGA:Rajai Pasar Kendaraan Niaga 2024, Mitsubishi Fuso Siapkan Dukungan Servis Lengkap di 2025

BACA JUGA:Bahas Efisiensi dan Realokasi APBD 2025 Secara Tertutup, Pemkot dan DPRD Kota Cirebon Belum Deal

Dalam kesempatan itu juga, Dedi Mulyadi juga meminta kepada para guru dan sekolah untuk mengoptimalkan pembelajaran secara manual.

Dirinya berpendapat, menulis pelajaran secara manual mampu meletakkan kerangka berfikir. Karena, setelah menulis, materi pembelajaran akan melekat di memori peserta didik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase