Respons Gubernur Dedi Mulyadi, Kadisbudpar Cirebon Minta Pelarangan Study Tour Sekolah Dikaji Ulang

Kepala Disbudpar Kabupaten Cirebon, Abraham Mohammad meminta larangan study tour dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dikaji ulang. -Andri Wiguna-radarcirebon.com
RADARCIREBON.COM - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon, Drs H Abraham Mohammad MSi meminta Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk mengevaluasi kebijakan larangan study tour bagi sekolah di Jawa Barat.
Jika dibiarkan maka situasi tersebut bisa membunuh pelaku usaha sektor pariwisata yang ada di banyak daerah, khususnya di Jawa Barat.
Menurut Abraham, pihaknya menerima banyak keluhan dan aspirasi dari para pelaku usaha sektor pariwisata yang mengalami kerugian yang tidak sedikit akam dampak dari kebijakan pelarangan study tour tersebut.
"Hari ini saya menerima para pelaku usaha sektor pariwisata, mereka mengeluh karena kebijakan ini bisa mematikan sektor pariwisata."
BACA JUGA:16 Pelaku Rusuh Demo di Cirebon Berhasil Diamankan, Polisi: Bukan Mahasiswa
"Saya minta kepada Bapak Gubernur agar ini dikaji ulang, difikirkan betul-betul dampaknya," ujar Abraham.
Setiap kebijakan kata Abaraham, yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak harus difikirkan matang-matang.
Ia pun mengapresiasi banyak kebijakan Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang pro rakyat. Tetapi juga harus memperhatikan banyak hal lain.
"Saya ini ngikutin youtubenya, ngikutin media sosialnya Pak Gubernur, saya apresiasi sekali banyak terobosan dan program pro rakyat, tapi khusus untuk program pelarangan itu saya tidak setuju," imbuhnya.
BACA JUGA:Lawan Arus! Kadisbudpar Kabupaten Cirebon Tolak Kebijakan Dedi Mulyadi Soal Larangan Study Tour
Lebih jauh Abraham menyebut jika kasus atau kejadian kecelakaan yang pernah terjadi harus dijadikan pelajaran berharga agar tidak terjadi dikemudian hari.
Ia pun meminta kasus itu tidak dijadikan pojakan pengambilan kebijakan secara umum yang akhirnya mengorbankan banyak pihak.
"Pelaku sektor pariwisata ini siapa tahu adalah orang yang dulu memilih Pak Gubernur, siapa tahu dulunya punya harapan hidup yang lebih baik dengan bapak menjadi Gubernur."
"Tapi kalau kebijakannya seperti ini saya khawatir mereka menjadi yang paling terdampak," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: