Pusing Urusan Keluarga, Rusak APK, Buntutnya Penjara
KUNINGAN - Sejumlah alat peraga kampanye (APK) dari berbagai partai yang terpasang di Jalan Raya Gunungkeling dirusak Holiman warga Dusun Wage, RT0 4 RW 08, Desa Gunungkeling, Cigugur, kemarin (3/4). Ulah pria yang sehari-harinya menjadi calo terminal ini berbuntut panjang. Sedikitnya sepuluh banner caleg dari Partai Demokrat, PDIP, PKS, dan Golkar yang dirusak Holiman. Perbuatan yang dilakukan Holiman diduga karena pusing akibat banyaknya urusan keluarganya. Sehingga Holiman melakukan pelampiasan kemarahannya dengan merusak banner yang terpasang di jalan. Akibat perbuatan itu Holiman dijerat pasal 406 KHUP tentang Perusakan dengan ancaman hukuman dua setengah tahun penjara. Adapun APK saat ini sudah diamankan sebagai barang bukti di Mapolres Kuningan, Kamis (3/4). Kapolres Kuningan AKBP Harry Kurniawan melalui Kanit Resum Polres Kuningan Aiptu Rasikin menjelaskan, penangkapan Holiman berdasarkan laporan warga Desa Gunungkeling yang tengah melihat melakukan perusakan APK. Perusakan APK itu dengan cara menarik banner sampai robek dan merobohkan bambu penyangga sampai patah. Tersangka sendiri tidak mempedulikan warga yang menyaksikan aksinya. Menurut Rasikian, aksi yang dilakukan tersangka sekitar pukul 13.00 WIB pada Senin lalu (31/3). Adanya aksi yang dilakukan tersangka, warga kemudian melaporkan kepada pihak berwajib setempat. Dengan adanya laporan warga, lanjut Rasikin, saat itu juga dengan sigap pihak kepolisian Polres Kuningan meluncur ke tempat kejadian perkara. Kemudain polisi mengamankan barang bukti APK yang dirusak tersangka. “Atas tindakan perusakan APK pemilu, tersangka diancam pasal 406 ayat 1 KUHP tentang Perusakan dengan kurungan penjara maksimal dua tahun delapan bulan,” tandasnya. Sementara Holiman kepada sejumlah awak media mengaku, saat itu dirinya sedang mengalami kondisi yang labil karena masalah keluarga. Tidak ada unsur perintah atau pesanan untuk melakukan perusakan APK sejumlah parpol. “Saat sehabis pulang kerja sekitar pukul 11.00, saya secara spontan ketika melihat banner langsung melakukan perobekan. Itu dilakukan juga bukan suruhan dari pihak mana pun. Saya sedang ada masalah di rumah,” katanya. Menurut ayah tiga anak ini, aksinya hanya dilakukan di wilayah Gunungkeling. Ia mengaku kapok dengan aksinya tersebut, karena buntutnya harus berusrusan dengan pihak berwajib. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: