Dituduh Musuh Agama, Dedi Mulyadi Disanjung Orang Bali

Dedi Mulyadi pernah dituduh menjadi musuh salah satu agama karena menghidupkan kembali ajaran Sunda Wiwitan. -Tangkapan Layar-YouTube @kangdedimulyadichannel
"Kita di Bali berharap ada sosok seperti Kang Dedi juga," ucap I Wayan Mustika dikutip dari tayangan Ngaji Roso.
Menurut I Wayan, yang dilakukan KDM terhadap kelestarian lingkungan, merupakan salah satu ciri pemimpin yang paham akan keseimbangan alam.
"Versinya di Bali, jika manusia ingin menjadi rahmat bagi kehidupan maka mereka harus menciptakan keharmonisan dengan alam, sesama manusia dan Parahyangan. Tujuannya untuk mencapai target kebahagian duniawi," jelasnya.
Untuk mencapai keharmonisan itu, tambah I Wayan, manusia harus memperlakukan tumbuh-tumbuhan dengan cara yang manusiawi.
Dengan memperlakukannya penuh penghormatan, karena tanpa tumbuh-tumbuhan, umat manusia tidak bisa hidup.
"Kita tahu bahwa tumbuh-tumbuhan merupakan penghasil oksigen, air dan menjaga tanah," ungkapnya.
Dijelaskan lebih lanjut, pemahaman tentang kelestarian alam di setiap daerah, pasti memiliki filosofi yang sama.
"Di Jawa dan Bali dikenal dengan sebutan 'saudara empat'. Kita sangat menghormati hutan dan pohon-pohon. Terutama yang besar, karena bisa menjaga tanah dan menghasilkan oksigen yang banyak," katanya.
Dan untuk menjaga agar tumbuh-tumbuhan tetap lestari, harus bisa menjauhkan dari manusia yang ingin menghancurkannya.
"Makanya di Bali sangat memuliakan pohon (bukan memuja). Ada istilah pohon-pohon dipanggil sebagai kakek dan nenek, karena mereka lebih dulu ada sebelum kita. Makanya dipakaikan kain hitam dan putih sebagai simbol kekuatan," paparnya.
Diterangkan I Wayan, ketika pohon-pohon besar yang ada di Purwakarta diberi kain seperti di Bali, agar keberadaan mereka dihormati karena memiliki kekuatan.
Karena menurut Wayan, kalau pohon-pohon itu hilang atau rusak di muka bumi, maka manusia bakal kehilangan sumber kehidupan.
"Nah, Kang Dedi sepertinya sudah melakukan hal seperti itu juga di sana (Jawa Barat)," tegasnya.
Namun dengan semua yang dilakukan Dedi Mulyadi dalam menata kota, ternyata menimbulkan tuduhan telah menyimpang dari agama.
Dijelaskan Wayan, jika ada pemimpin yang sangat memperhatikan kelestarian alam bagi kehidupan, dirinya tidak setuju jika hal tersebut merupakan penyimpangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: