Study Tour yang Benar Menurut Dedi Mulyadi, Pihak Sekolah Harus Simak

BACA JUGA:Dituduh Musuh Agama, Dedi Mulyadi Disanjung Orang Bali

"Mereka (siswa) diantar oleh orang tuanya untuk tinggal bersama warga. Mereka bakal disuruh ke sawah atau ke kebun untuk menanam atau panen," papar Dedi.

Apa yang dilakukan sekolah dari kota-kota besar itu, tegas Dedi, seharusnya dilakukan oleh sekolah-sekolah milik pemerintah atau kalangan bawah.

"Kegiatan seperti itu yang seharusnya disebut study tour," tegasnya.

Setelah resmi menjadi Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi kini mengeluarkan larangan study tour untuk sekolah yang ada di Jawa Barat.

Larangan tersebut, langsung memicu reaksi dari para pelaku usaha di bidang pariwisata seperti biro perjalanan, hotel dan restoran.

Karena menurut pelaku usaha biro perjalanan, pangsa pasar terbesar mereka adalah kegiatan study tour.

Oleh sebab itu, KDM diminta untuk mengkaji ulang kebijakannya itu, karena menurut pelaku usaha pariwisata, banyak yang mengalami kerugian imbas larangan tersebut.

BACA JUGA:13 Objek Wisata Dipantau Langsung oleh Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni: Biar Aman dan Nyaman

Terbaru, beberapa pengusaha tour and travel yang ada di Kabupaten Cirebon, berdialog dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbupar) Kabupaten Cirebon, Abraham Mohamad, Senin 24 Maret 2025.

Dari hasil dialog, mereka menolak kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi terkait sekolah dilarangan menggelar study tour.

Hal tersebut diungkapkan Abraham Muhammad usai berdialog dengan para pengusaha tour and travel Kabupaten Cirebon, 

"Terkait study tour saya selaku Kadisbupar tidak setuju dengan beliau (Gubernur Jabar Dedi Mulyadi)," ujar Abraham Mohamad.

Abraham menilai, kebijakan Dedi Mulyadi sangat keliru ketika melarang pelaksanaan study tour pada sekolah. 

"Bahwa keterkaitan komentar pak Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat kalau menurut hemat saya ini keliru, ini ada dua persoalan yang digeneralisir, inikan ekses dari kecelakaan dari study tour tersebut," ujarnya.

Sumber: