KA Malabar Anjlok, Tiga Tewas

KA Malabar Anjlok, Tiga Tewas

TASIK - Kereta Api (KA) Malabar Jurusan Bandung-Malang anjlok ke jurang di Kampung Terung Desa Mekarsari Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya kemarin (4/4) sekitar pukul 18.30. Hingga pukul 22.00, korban yang sudah diketahui meninggal sebanyak tiga orang dan penderita luka mencapai ratusan. Korban tewas adalah Sri Hartanto kelahiran 1954 asal Jl Mujair VII RT/RW 007/002, Kelurahan Minomartani, Sleman, Jogjakarta, dan dua korban yang belum diketahui identitasnya secara lengkap, yakni Ayu (menggunakan seragam pramugari kereta) dan Kharis Budi Cahyono. Sutrisno (39), penumpang asal Jogjakarta mengatakan, berangkat dari Bandung menuju ke Jogjakarta sekitar pukul 15.35. Saat memasuki kawasan Kadipaten, KA Malabar diguyur hujan. “Laju kereta api melaju pelan-pelan karena hujan,” ungkap penumpang yang duduk di gerbong ke-4 ini kepada Radar via sambungan telepon saat berada di tempat evakuasi tadi malam. Ketika memasuki titik Kampung Terung, terang dia, kereta api yang ditumpanginya menabrak longsor, sehingga gerbong lokomotif, gerbong satu dan gerbong dua anjlok dari rel. “Saya tidak tahu apakah longsor itu sudah lama ada sebelum kereta tiba di sana (Terung) atau longsor terjadi secara bersamaan dengan tibanya kereta api. Yang jelas, saat kereta api nabrak longsoran terdengar benturan keras,” beber dia yang mengalami luka memar di kedua kakinya. Semua penumpang di gerbong IV, kata dia, panik dan berteriak histeris. Apalagi melihat gerbong satu dan dua akan terjun ke jurang. “Kami langsung keluar, karena takut gerbong IV juga tergusur ke jurang,” kata dia. Tak lama setelah kecelakaan itu terjadi, terang dia, masyarakat setempat langsung berdatangan ke lokasi kecelakaan membantu evakuasi korban. Di gerbong IV sendiri tidak ada korban jiwa. Para penumpang menderita luka cukup serius dan luka ringan. “Saya langsung dievakuasi ke madrasah setempat. Saya tidak tahu kondisi penumpang gerbong satu dan dua karena di sana (tempat kejadian perkara/TKP) sangat gelap,” papar dia. Para korban, kata dia, sudah ditangani para medis. Anggota kepolisian, TNI dan relawan juga sudah ikut mengevakuasi. “Saya pulang ke Jogja sendirian. Sudah menghubungi keluarga di sana,” tutur dia. Relawan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kecamatan Kadipaten Taupik Ismail mengatakan, jumlah korban meninggal baru diketahui lima orang. Yang sudah dievakuasi lima orang, salah satunya yang masih terjepit. Untuk korban luka-luka mencapai ratusan. “Ada juga korban yang masih hidup terjepit oleh gerbong,” terang dia. Pihaknya, kata dia, belum mengetahui pasti berapa banyak korban yang berjatuhan atau terjepit oleh gerbong satu dan 2. Karena di TKP tidak ada lampu penerangan. “Korban ada yang dievakuasi ke madrasah, ke masjid dan ke rumah-rumah warga,” papar dia yang sedang mengevakuasi korban di lokasi tadi malam. Heri Maksudi (32), warga di sekitar lokasi kecelakaan mengatakan, ratusan warga bersama TNI dan Polri melakukan evakuasi korban. Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Noffan Widyayoko SIK, MA mengatakan, gerbong kereta Malabar itu anjlok diduga karena tanah tidak sanggup menahan beban hingga rel langsung putus. \"Seperti yang terlihat. Relnya putus,\" ungkapnya tadi malam di lokasi kejadian. Evakuasi korban, terangnya, mengalami kendala karena material-material kereta yang menghambat proses evakuasi, sehingga harus mendatangkan peralatan-peralatan. Dengan putusnya rel tersebut, sudah dipastikan lintasan kereta api tidak bisa dilalui. Sementara, sebanyak 13 perjalanan kereta api lintas selatan dari dan ke Bandung dialihkan melalui Cirebon. Pengalihan rute perjalanan ini menyusul anjloknya KA Malabar di KM 244 antara Ciawi dan Cirahayu, Tasikmalaya, Jawa Barat. \"Ada tujuh rangkaian KA dari timur dan enam rangkaian dari barat (Bandung, red) yang harus memutar melalui Cirebon,\" kata Manager Humas PT KAI Daops 5 Purwokerto, Surono, Jumat (4/4). Menurutnya, tujuh rangkaian KA dari timur tersebut, yakni KA Serayu Malam jurusan Purwokerto-Bandung-Jakarta, KA Lodaya Malam jurusan Solo Balapan-Bandung, KA Malabar jurusan Malang-Bandung, KA Kahuripan jurusan Kediri-Kiaracondong, KA Mutiara Selatan jurusan Surabaya-Bandung, KA Turangga jurusan Surabaya-Bandung, dan KA Pasundan jurusan Surabaya-Kiaracondong. Kemudian enam KA dari arah barat terdiri KA Serayu Malam jurusan Jakarta-Bandung-Purwokerto, KA Mutiara Selatan jurusan Bandung-Surabaya, KA Turangga jurusan Bandung-Surabaya, KA Kahuripan jurusan Kiaracondong-Surabaya, KA Kutojaya Selatan jurusan Kiaracondong-Kutoarjo, dan KA Lodaya Malam jurusan Bandung-Surabaya. Dia menjelaskan, KA Pasundan jurusan Surabaya-Kiaracondong yang telah sampai Stasiun Tasikmalaya dan KA Serayu Malam jurusan Purwokerto-Bandung-Jakarta yang telah sampai di Stasiun Banjar terpaksa harus kembali ke Kroya dan memutar melalui Cirebon. \"Kereta tersebut harus memutar, setiap rangkaian KA rata-rata mengalami keterlambatan sekitar dua jam,\" jelasnya. (snd/sep/mg4/war)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: