Harga Naik, Beli Gorengan Tanpa Cabai

Harga Naik, Beli Gorengan Tanpa Cabai

MAJALENGKA – Beberapa pekan terakhir ini, harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional mengalami kenaikan yang signifikan. Di Pasar Kadipaten, Senin (7/4) harga cabai rawit sudah menembus angka Rp28 ribu per kilogram. Salah seorang pedagang sembako, Amir (42) mengatakan harga cabai di pasar mengalami kenaikan sebesar Rp4 ribu dari sebelumnya yang hanya Rp24 ribu per kilogram. Kenaikan ini terjadi sejak dua pekan yang lalu. Dengan harga cabai rawit yang terus melambung tinggi, mengakibatkan dirinya dibuat kerepotan karena sejumlah pembeli mengeluh. “Kadang sampai ada yang tidak jadi beli, Mas. Padahal kami menyesuaikan harga pembelian di sejumlah tengkulak,” ujarnya. Amir menyebutkan, kenaikan harga cabai rawit ditengarai akibat cuaca buruk sehingga membuat produksi cabai dari petani mengalami penurunan. Hal ini memaksa harga kian merangkak naik. Ia berharap masyarakat khususnya pembeli mengetahui kenaikan harga cabai yang sudah terjadi di sejumlah daerah termasuk Kabupaten Majalengka saat ini. “Pembeli mudah-mudahan saja ngerti kondisi ini. Sehingga ketika hendak membeli sudah mengetahui bahwa harganya sudah berbeda dari dua minggu yang lalu,” harapnya. Ia juga berharap kepada instansi terkait yang dalam hal ini dinas perdagangan untuk secepatnya melaksanakan inspeksi mendadak ke sejumlah pasar. Pasalnya, dikhawatirkan dengan momen kenaikan harga cabai dimanfaatkan oleh para spekulan yang bisa berdampak bagi sejumlah pedagang di pasar tradisional. Sementara itu, kian meroketnya harga cabai juga berdampak bagi penjual tahu keliling di wilayah Majalengka. Pedagang tahu goreng ini terpaksa tidak menyertakan cabai rawit sebagai menu tambahan tahu selain lontong yang biasa dijualnya. Sebab, harga cabai rawit hampir sama dengan biaya pembelian tahu di sejumlah perajin. “Memang banyak pembeli yang komplain karena gak ada cabainya. Ya mau gimana lagi. Cara ini untuk mengurangi biaya belanja saya dan menghemat. Jelas ini berpengaruh terhadap kelangsungan usaha saya,” tutur Agus. Ia berharap kondisi ini secepatnya membaik guna kelangsungan usahanya setiap hari. Pasalnya, komoditi cabai rawit dinilai sangat pas bagi menu makanan yang dijualnya. “Kalau enggak ada cabainya pasti rasanya beda. Apalagi kebanyakan masyarakat banyak yang suka pedas,” tandasnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: