Spanduk Boikot ‘Bapa Aing Gubernur Konten’ Terbentang di Kantor Bupati Kuningan

Spanduk bertuliskan ‘BAPA AING GEUS TEU BUTUH MEDIA, BOIKOT GUBERNUR KONTEN’ terbentang tepat dibawah tanda Kantor Bupati Kuningan, Jumat 2 Mei 2025 yang bertepatan dengan kunjungan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi ke Kabupaten Kuningan.-Andre Mahardika-RADARCIREBON.COM
KUNINGAN, RADARCIREBON.COM – Spanduk bertuliskan ‘BAPA AING GEUS TEU BUTUH MEDIA, BOIKOT GUBERNUR KONTEN’ terbentang tepat dibawah tanda Kantor Bupati Kuningan.
Spanduk tersebut merupakan seruan aksi damai yang dilakukan sejumlah insan pers di Kabupaten Kuningan, buntut efisiensi anggaran belanja media di Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) dibawah kepemimpinan Gubernur Dedi Mullyadi.
Karena terpajang tepat di pusat Kota spanduk tersebut mengundang penasaran para pengendara yang melintas.
BACA JUGA:Respon Janji Presiden Kepada Buruh, Menaker Susun Peraturan untuk Hapus Outsourcing
BACA JUGA:10 Dosa Dispora di Mata KNPI Kota Cirebon, Termasuk Urusan Stadion Bima
Terlebih, malam nanti, Gubernur yang dikenal aktif di konten di media sosial itu, dijadwalkan datang ke Pesta Rakyat di Lapangan Pandapa Kuningan.
Salah seorang Jurnalis Kuningan, Ali mengungkapkan, aksi tersebut merupakan respon atas pernyataan Dedi Mulyadi yang mengklaim pemangkasan anggaran iklan ke media, dari 50 Miliar menjadi 3 Miliar.
Hal itu terlontar saat dirinya mendapat sindiran tajam dari Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) dengan sapaan ‘Gubernur Konten’.
Namun, respon monohok ditunjukan Dedi Mulyadi dengan memamerkan konten konten viralnya yang berhasil memangkas belanja iklan di Jawa Barat.
BACA JUGA:Demo KNPI Kota Cirebon, Foto Kadispora Irawan Wahyono Dipasang di Keranda
BACA JUGA:Hardiknas 2025 Sekda Herman: Momentum Wujudkan Generasi Gapura Panca Waluya
BACA JUGA:Djadjang Nurdjaman Kembali ke Persib Bandung, Geser Bojan Hodak?
Ditengah tengah wartawan lainnya, Ali menyampaikan bahwa apa yang disampaikan Dedi Mulyadi dengan konten pribadinya, justru membuat insan pers tersakiti.
“Kembali, jangan sampai kalimat-kalimat yang disampaikan di media sosial, justru malah menyakiti kita sebagai wartawan.”
“Jadi, ya minta diralat saja lah, terlepas adanya effisiensi, kita maklumi, situasi negara sedang tidak baik baik saja.”
“Tapi, pada intinya, kita juga ikut perih dengan adanya efisiensi. Tapi, jangan sampai, sudah perih, disakiti gitu,” ungkapnya kepada awak media, Jumat 2 Mei 2025.
BACA JUGA:Peringatan Hardiknas, Wali Kota Edo Soroti Pentingnya Pendidikan yang Inklusif dan Berkualitas
BACA JUGA:Kerja Sama dengan PHRI, Dinas Pariwisata Kabupaten Cirebon Tingkatkan Kompetensi SDM Perhotelan
Baik Ali maupun wartawan lainnya menuturkan bahwa, penerapan efisiensi juga tidak hanya diterapkan kepada masyarakat, melainkan pejabat pun seharusnya merasakan.
“Ya kalau memang mau efisiensi, ya semuanya merasakan. Jangan sampai efisiensi ini hanya berlaku untuk masyarakat, tapi juga berlaku untuk pejabat.”
“Seperti itu yang kita harapkan, makanya kenapa kita nulis ada kalimat boikot, ya banyak keluhan keluhan teman-teman media. Diluar Kuningan pun ada yang sering curhat gitu kan, bahwa perlakuan saat ini berbeda,” pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase