Unik, Anggota KPPS Gunakan Baju Silat
GARAWANGI- Banyak cara yang dilakukan anggota KPPS untuk menarik minat warga menyalurkan hak pilihnya di TPS. Seperti yang dilakukan petugas KPPS di TPS 4 Desa/Kecamatan Garawangi. Mereka kompak menggunkan baju pangsi atau baju silat. Layaknnya seorang pendekar, mereka dengan gagah mengunkana baju tersebut. Penggunaan baju tersebut selain untuk menarik minat pemilih untuk mencoblos, juga untuk memperkenalkan komunitas bela diri di daerah setempat. “Cara seperti ini sudah kami lakukakan sejak lama. Faktor utama tentu agar mereka mau datang ke TPS. Dengan menggunkan baju silat seperti ini mereka penasaran lalu datang untuk menyalurkan hak politik,” ucap salah seorang anggota KPPS Dudung kepada Radar, kemarin (9/4). Menurut dia, pada Pilbup 2013 juga pantia menggunakan baju batik. Begitu juga sebelumnya. Mengenai baju silat sendiri untuk melestarikan budaya Sunda sehingga ada dua tujuan yang ingin dicapai. Ternyata cara seperti itu, lanjut dia, sangat efektif. Di mana dari jumlah 401 DPT, sekitar 80 persen pemilih mencoblos. Hal tersebut tentu membahagikan panitia karena di Kuningan partisipasi pemilih tidak lebih dari 70 persen. “Kami akan terus berinovasi agar pemilih bergairah datang ke TPS. Sebab, kalau tidak kreatif di zaman sekarang akan ditinggalkan,” jelas dia yang mengaku masih merekap hasil perhitungan. Dudung menambahkan, menggunakan baju silat selain terlihat gagah juga bangga dengan budaya Sunda. Menurutnya, jika bukan warga suku Sunda siapa lagi yang akan terus merawat dan menjaga budayanya. Pantauan Radar, pada pileg tahun ini anggota KPPS yang terbilang “nyeleneh” tidak banyak. Padahal, pada pilbup banyak anggota KPPS yang “nyleneh” baik yang menggunakan baju tradisional maupun mengadakan warung amal. “Kalau kata saya bagus lah apa yang dilakukan oleh panatia di TPS 4. Bukan hanya unik tapi juga melestarikan budaya,” ucap Jaja, warga setempat. Jaja menyebutkan, minimnya panitia yang tampil “nyeleneh” karena mungkin disibukkan dengan tugas yang terbilang berat. Sementara pileg berbeda dengan pilbup yang hanya merekap surat surat empat. “Lihat sampai jam 10 malam banyak yang belum beres. Jadi, mungkin kosentarsi kerja,” sebutnya. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: