Pertumbuhan Ekonomi Nasional 4,87 Persen, Benarkah Tidak Terpengaruh Dinamika Global?

Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang digelar secara hybrid beberapa waktu lalu,-Istimewa-Radarcirebon.com
RADARCIREBON.COM – Perekomian masih bergejolak, dinamika pasar keuangan global juga masih tinggi.
Namun demikian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai ekonomi Indonesia di triwulan I 2025 masih terjaga dengan baik.
Pertumbuhan ekonomi nasional tercatat sebesar 4,87 persen. Hal ini terungkap dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK yang digelar secara hybrid beberapa waktu lalu.
Plt Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, M Ismail Riyadi menuturkan, stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) tetap terjaga di tengah tingginya dinamika perekonomian dan volatilitas pasar keuangan global.
BACA JUGA:Korban Pelecehan Oknum Perawat di Cirebon Alami Keterlambatan Bicara, Begini Kondisinya
BACA JUGA:PKL Sukalila Tuntut Perlakuan Sama, Minta Pasar Mambo dan Kalibaru Utara Turut Ditertibkan!
Perkembangan pada bulan April 2025 didominasi oleh meningkatnya ketidakpastian kebijakan perdagangan global dengan rencana pengenaan tarif impor resiprokal oleh Amerika Serikat (AS), yang mendorong kenaikan tajam volatilitas di pasar keuangan global.
Meskipun Presiden Trump mengumumkan penundaan pemberlakuan tarif resiprokal selama 90 hari, tensi perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok tetap tereskalasi.
"Di dalam negeri, perekonomian mencatat pertumbuhan sebesar 4,87 persen pada triwulan I 2025, didukung oleh konsumsi rumah tangga yang tetap terjaga baik," tuturnya.
Inflasi headline pada April 2025 tetap terkendali di level 1,95 persen yoy. Inflasi inti juga menunjukkan stabilitas di level 2,50 persen yoy, mencerminkan permintaan domestik yang cukup terjaga.
BACA JUGA:PKL Sukalila Selatan Cemburu: Kenapa yang Disorot Kami?
BACA JUGA:Sanksi Pemain PSM Makassar Jadi Perhatian Media Eropa
Beberapa indikator permintaan domestik lainnya seperti penjualan ritel, semen, dan kendaraan bermotor mengindikasikan pemulihan yang masih berlangsung, meskipun dengan laju yang moderat.
"Dari sisi produksi, kinerja masih cukup baik terlihat dari berlanjutnya surplus neraca perdagangan dan kinerja emiten di mana rilis kinerja tahun 2024 secara umum lebih baik dari tahun 2023," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: