Permusuhan Game Over

Permusuhan Game Over

BOGOR – Ketidakharmonisan suporter Persib Bandung (Bobotoh) dengan suporter Persija Jakarta (Jakmania) sudah berakhir. Itu setelah kedua kelompok suporter melakukan islah di kantor Mapolres Kabupaten Bogor, Jumat (11/4). Islah dua kelompok suporter yang memiliki sejarah perseteruan panjang tersebut diprakarsai Polda Jawa Barat dan Polda Metro Jaya. Hadir dalam acara penandatanganan islah Wakapolda Jawa Barat Brigjen Pol Dr H Rycko Amelza Dahniel MSi, Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Sudjarno SH, Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) Kuswara S Taryono dan Manajer Persija Asher Siregar. Dari kubu Bobotoh, hadir Ketua Umum Viking Heru Joko, sedangkan dari Jakmania diwakili Ketua Umumnya Larico Ranggamone. Usai acara, Kuswara mengapresiasi islah yang sukses digelar berkat kerjasama Polda Jawa Barat dan Polda Metro Jaya itu. Kuswara berharap, islah yang ditandai dengan penandatanganan ikrar enam poin perjanjian damai betul-betul dipatuhi oleh kedua belah pihak. \"Permusuhan ini sudah terlalu lama. Sudah terlalu banyak korban bagi kedua belah pihak. Karena itu, sekarang juga harus kita hentikan,\" ujarnya. Hal senada dikatakan Asher Siregar. Menurut Asher, islah itu merupakan monentum yang tepat untuk menyelesaikan semua masalah. Jakmania dan Bobotoh harus rukun membangun sepak bola. \"Kita akui, mewujudkan perdamaian antara Jakmania dengan Bobotoh bukan hal mudah. Tapi, kita harus tetap optimistis kalau perdamaian itu pasti datang. Makanya, harus kita mulai sekarang juga,\" tuturnya. Heru Joko menganggap kalau islah sebagai ibadah, yakni sebagai bagian dari perjuangan membangun sepak bola nasional. \"Ini wujud cinta kita untuk Persib. Pasti banyak yang pro dan kontra. Karena itu, kita melangkah pelan-pelan,\" katanya. Heru yakin secara bertahap Bobotoh di seluruh Tanah Air bisa mengerti sehingga akhirnya mau berdamai dengan Jakmania. \"Di sinilah peran dari teman-teman media diperlukan. Untuk meyosialisasikan islah ini ke seluruh pelosok Jawa Barat,\" ujarnya. Di sisi lain, Larico Ranggamone menyayangkan tidak adanya pihak PSSI dalam pertemuan tersebut. Menurut Rico, PSSI sebagai pemegang otiritas tertinggi dunia sepak bola di Indonesia sangat perlu dihadirkan. \"Ini hari yang sangat bersejarah. Harusnya PSSI hadir. Tapi itu tidak mengurangi makna islah yang kita junjung tinggi,\" katanya. Dua petinggi kepolisian, Rycko Amelza Dahniel dan Sudjarno mengaku siap mendampingi dan bekerjasama menyukseskan perdamaian dua kelompok suporter itu. Rykco bahkan membuka pintu lebar-lebar kepada Jakmania saat Persib menjamu Persija di Stadion Si Jalak Harupat, 8 Mei mendatang. \"Kita akan menjamin keamanan bagi Jakmania. Sampai berjumpa di Si Jalak Harupat 8 Mei nanti ya,\" katanya. (ttr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: