Siswa Keluar Barak Militer di Kuningan, Disambut Isak Tangis Orangtua

Siswa Keluar Barak Militer di Kuningan, Disambut Isak Tangis Orangtua

Para siswa keluar barak di Kuningan langsung disambut isak tangis urang tua.-Andre Mahardika-Radarcirebon.com

"Harapan besar, terus baik dan berbakti, pokoknya terbaik lah, saya kehabisan kata-kata, jarang saya terharu melihat dia menjadi baik, terlihat langsung," imbuhnya.

Orang tua siswa lainnya mengatakan, bahwa dirinya kurang memberikan perhatian kepada anaknya yang berinisial A. 

BACA JUGA:Pagi Ini, KDM di Cirebon, Temui Korban Longsor Gunung Kuda di Bale Jaya Dewata

BACA JUGA:Kenapa KDM Minta Maaf Kepada Keluarga Korban Longsor Gunung Kuda? Duh Ternyata..

Sehingga, kenakalan remaja yang terjadi pada anaknya tak dapat dihindari.  "Masuk ke sini itu, ikut-ikutan temannya, kebawa-bawa, lingkungan,” kata Yuyun. 

“Sebenernya anaknya mah pendiem Pak. Pas ketemu ini, sedih sekali, gak bisa berhenti ini nangis, tapi sedih senang ini. Saya yakin dan percaya, hasil pendidikan di sini terbaik, dan anak saya menjadi lebih baik, kerasa, keliatan," tambahnya.

Usai menjalani pendidikan di barak militer selama dua minggu, seluruh peserta mendapatkan sertifikat pembinaan khusus.

Di tengah-tengah kerumunan, Dandim 0615 Kuningan, Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan menghampiri beberapa anak dan memberikan nasihat dan motivasi agar mereka menjadi agen perubahan. 

"Harapan kita, nanti setelah pendidikan ini selesai, anak anak bisa menjadi agen perubahan, tak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarganya," jelas Dandim Kuningan.

Dikatakannya bahwa untuk mengatasi persoalan kenakalan remaja ini diperlukan dukungan dan kolaborasi bersama antara pihak sekolah, keluarga dan pemerintah.

"Ini kita butuh kolaborasi, bukan hanya dari pihak sekolah saja, namun juga dari pihak keluarga. Jadi, keterlibatan semua pihak harus bersama dan berkolaborasi agar anak anak terus menjadi lebih baik, karena tantangan anak anak diluar itu jauh lebih berat," katanya.

Ia menekankan, bahwa negara hadir dan siap berkolaborasi jika ada perpanjangan durasi pendidikan atau program serupa di kemudian hari.

"Perpanjangan tergantung dari pemerintah daerah, kita sifatnya hanya menerima dari pemerintah daerah, berkolaborasi semua pihak, KPAI, TNI, Polri, Dinas. Intinya saya hanya menekankan bahwa negara hadir, untuk membimbing anak anak. Bagaimana kita mengkalibrasi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: