Alasan Mahasiswa dan PKL di Kuningan Bersatu Demo Kebijakan Relokasi, Simak Nih Tuntutannya

Alasan Mahasiswa dan PKL di Kuningan Bersatu Demo Kebijakan Relokasi, Simak Nih Tuntutannya

Mahasiswa dan PKL demo di depan Pendopo Bupati Kuningan.-Istimewa -Radarcirebon.com

Mahasiswa dari PMII menyatakan sikap mereka yang tegas. Yakni, menolak narasi pembangunan yang menyingkirkan rakyat kecil. 

Ketua PMII Kabupaten Kuningan, Dhika Purbaya mengungkapkan, bahwa kehadiran mereka dalam aksi tersebut untuk membela suara-suara yang selama ini diabaikan.

BACA JUGA:Pelaksanaan Sekolah Rakyat di Kabupaten Cirebon Masih Samar-samar, Berikut Kendalanya

BACA JUGA:Pastikan Wilayahnya Aman dari Gangguan Kamtibmas, Kapolresta Cirebon Gelar Patroli Sambil Baksos

"Pedagang kaki lima adalah pejuang keluarga, bukan pengganggu ketertiban. Pemerintah harusnya mengayomi, bukan menindas lewat aturan yang tak memihak,” tuturnya.

Dalam orasinya, Dhika juga menyinggung janji kampanye Bupati Kuningan, H Dian Rachmat Yanuar.

Menurut dia, janji-janji kampanye sang Bupati hanya ilusi semata jika tidak diikuti kebijakan prorakyat.

Di dalam unjuk rasa tersebut, massa juga turut menyoroti perlakukan pemerintah terhadap pedagang di lokasi lain. 

Mereka mengatakan, bahwa pedagang di Taman Kota boleh berjualan saat akhir pekan. 

Sedangkan mereka diusir padahal hanya berdagang dengan cara yang sederhana yakni dengan berkeliling di kawasan Pertokoan Siliwangi.

"Kalau yang lain boleh, kenapa kami tidak? Kami hanya ingin diizinkan berjualan kembali di sekitar pertokoan Siliwangi, atau paling tidak diberi ruang pada Sabtu-Minggu. Bukankah keadilan itu seharusnya merata?” kata seorang pedagang perempuan dengan mata berkaca-kaca.

Aksi sempat memanas ketika massa membakar ban di depan sejumlah pejabat Pemda Kuningan yang datang menemui mereka. 

Namun massa tetap menuntut kehadiran langsung Bupati Dian untuk memberikan pernyataan sikap.

"Kami sudah bosan dengan janji perwakilan. Yang kami minta adalah Bupati Kuningan datang langsung, mendengar kami, dan menyatakan sikap tegas untuk mencabut kebijakan ini,” tegas Dhika.

Hingga aksi bubar, kehadiran Bupati Kuningan tak kunjung terwujud. Mahasiswa dan pedagang pun menegaskan, aksi ini bukan yang terakhir jika pemerintah terus menutup telinga atas jeritan rakyat kecil. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: