Ok
Daya Motor

Sopir Angkot di Kota Cirebon Mengeluh, Penumpang Bayar Tak Sesuai Tarif

Sopir Angkot di Kota Cirebon Mengeluh, Penumpang Bayar Tak Sesuai Tarif

Ini Dia Tarif dan Rute Angkutan Umum Cirebon Tahun 2025-Ade Gustiana-Radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Sejumlah sopir angkot di Kota Cirebon menyampaikan keluhan. Salah satunya adalah penumpang yang membayar tidak sesuai dengan tarif.

Saat ini, berdasarkan tarif resmi yang disahkan Pemerintah Kota Cirebon, penumpang dewasa mestinya membayar Rp6 ribu dan Rp4 ribu untuk pelajar atau mahasiswa.

Salah seorang sopir angkot D2, Asep mengungkapkan, perlunya sarana informasi agar penumpang mengetahui tarif resmi angkutan kota.

Mereka berharap Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Cirebon dapat menyediakan selembaran atau stiker tarif yang bisa ditempel di pintu angkot sebagai panduan bagi penumpang.

BACA JUGA:Diah Fitri Maryani, Anggota DPRD Jabar Ungkap Pentingnya Ketahanan Keluarga untuk Tingkatkan Kualitas Hidup

“Saya berharap bisa mendapatkan stiker daftar tarif dari Organda, supaya penumpang tahu tarif resminya dan bayar sesuai ketentuan,” ujar Asep.

Menurut dia, kondisi angkot saat ini sedang tidak baik-baik saja. Penghasilan sopir pun tidak menentu. Namun, seandainya penumpang membayar sesuai dengan tarif, setidaknya pendapatan pun bisa membaik.

“Kalau penumpang bayar sesuai tarif, penghasilan kami bisa sedikit lebih baik. Sekarang sudah susah, ditambah saingan dari angkutan online,” keluhnya.

Tak hanya soal tarif, Asep juga menyoroti persoalan rute angkot yang tidak sesuai dengan trayek.

BACA JUGA:Frank van Kempen Resmi Menjadi Pelatih Timnas Indonesia U-20

Ia meminta Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cirebon turun tangan untuk menertibkan angkot yang mengambil jalur bukan peruntukannya.

“Banyak sopir yang lewat jalur lain yang bukan trayeknya. Misalnya, dari arah utara Kabupaten Cirebon seharusnya lewat Pesisir, tapi malah ada yang lewat Jalan Siliwangi atau Jalan Kebumen. Itu kan bukan jalurnya,” ungkap Asep saat ditemui di kawasan Jalan Perjuangan.

Menurutnya, angkot yang melenceng dari trayek turut berkontribusi pada penurunan jumlah penumpang, selain memang karena semakin maraknya angkutan berbasis aplikasi.

“Saya harap Dishub bisa mengawasi dan menertibkan angkot-angkot yang tidak sesuai jalur. Kalau semuanya tertib, pendapatan kami juga bisa lebih stabil,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait