Kaki Gunung Bitung Terbelah

Kaki Gunung Bitung Terbelah

CINGAMBUL - Bencana alam pergerakan struktur tanah menimpa wilayah Blok Kliwon Desa Wangkelang dan Desa Nagarakembang Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka. Tanah perbukitan, kebun dan areal persawahan di sekitar kawasan kaki Gunung Bitung Desa Wangkelang Kecamatan Cingambul, mengalami retak-retak memanjang hingga membuat tanah di sekitarnya berlubang sedalam 3 meteran. Bahkan, selain merusak areal persawahan yang siap dipanen, juga kolam milik warga desa setempat ikut ambles sedalam 1 meteran. Menurut Camat Cingambul Drs H D Wahyudin MM MMPd, pergerakan tanah itu awalnya terjadi pada Kamis (10/4) lalu hanya terjadi retak-retak kecil. Namun untuk kejadian yang kedua kalinya pada Minggu malam (20/4) yang diperkirakan terjadi sekitar pukul 21.00 WIB, kejadiannya sangat hebat. Hektaran areal persawahan milik masyarakat Desa Wangkelang mengalami retak-retak memanjang hingga mencapai sepanjang sekitar 1.000 meteran, dengan mencapai kedalaman sekitar 1 meteran. Pergerakan tanah di sekitar areal persawahan yang menghampar luas di wilayah tersebut, telah mengakibatkan areal persawahan milik sejumlah warga Desa Wangkelang menjadi terbelah dan sebagian tanahnya telah ambles. “Yang dikhawatirkan bencana alam ini akan mengancam pemukiman warga, tidak hanya bagi warga Desa Wangkelang saja, akan tetapi dapat mengancam pemukiman warga Desa Nagarakembang,“ ucap Camat Wahyudin kepada Radar, Senin (21/4). Lanjutnya, pergerakan struktur tanah yang terjadi di bawah kaki Gunung Bitung Blok Kliwon Desa Wangkelang (konon dulunya merupakan sebagai tempat pertapaan dari Raden Panglurah putra Raja Talagamanggung dari Kerajaan Talagamanggung) mirip dengan kejadian pergerakan struktur tanah di Dusun Cigintung Desa Cimuncang Kecamatan Malausma, dan di Blok Manis Desa Jerukleueut Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka. Dan berkaitan dengan adanya kejadian tersebut, pihak Pemcam Cingambul telah melaporkannya ke pihak Pemkab Majalengka, agar dilakukan upaya langkah-langkah berikutnya, termasuk upaya penelitian dari pihak insntansi terkait. Di samping itu, guna untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diharapkan dirinya telah mengimbau kepada seluruh masyarakat melalui pihak pemerintah desa setempat yang berada di sekitar kaki Gunung Bitung untuk berhati-hati dan waspada terhadap kemungkinan yang terjadi. Terutamanya bilamana terjadi turun hujan lebat, seluruh masyarakat agar lebih waspada dan mengadakan kegiatan ronda malam. “Sebab, kami merasa sangat khawatir akan terjadi pergerakan struktur tanah susulan yang pergerakannya lebih hebat lagi dari sebelumnya.Berkaitan dengan hal tersebut, kami mohon kepada pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, dan pihak terkait lainnya untuk melakukan penelitian di sekitar lokasi bencana. Karena kami tidak dapat menyimpulkan atau dapat memastikan apa sebenarnya kejadian fenomena alam yang sebenarnya,” papar camat. Guna memastikan kejadian fenomena alam tersebut, menurutnya tentu perlu dilakukan penelitian oleh tenaga ahli yang membidanginya. Sehingga, masyarakat di wilayah ini akan merasa tenang dan mengetahui kejelasan dari peristiwa fenomena alam tersebut. Sementara itu, Kepala Desa Wangkelang Warno yang ditemui Radar di tempat tugasnya mengatakan, sepanjang 1.000 meter areal persawahan yang siap dipanen milik masyarakat Desa Wangkelang telah mengalami retak-retak bahkan telah menganga hingga ambles sedalam antara 1 sampai 3 meteran. Musibah pergerakan tanah di wilayah ini sebetulnya sudah untuk kedua kali terjadi, pada kejadian yang pertama tidak separah yang terjadi pada Minggu malam (20/4) lalu. Sehingga, masyarakat petani yang ada di sekitar lokasi tersebut mengalami kerugian materi yang cukup besar. Pasalnya areal persawahan milik petani itu telah menguning dan dalam waktu tak tidak lama lagi padi siap dipanen. Sejumlah petani yang merugi akibat bencana alam ini di antaranya Rasin, Sajid, Ojo, Endin, Didi, Ace, Sugan, Mualim, dan H Arip. Pihaknya juga mengkhawatirkan kejadian itu akan dapat mengancam pemukiman warga. Hal itu karena mengingat pergerakan struktur tanah di wilayah tersebut sepertinya terus berlanjut. “Dan kami betul-betul sangat mengkhawatirkan kejadian pergerakan struktur tanah yang menimpa wilayah desa kami mirip dengan kejadian pergerakan tanah di Dusun Cigintung Desa Cimuncang Kecamatan Malausma dan di Blok Manis Desa Jerukleueut Kecamatan Sindangwangi,” pungkasnya.(har)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: