Bobotoh Majalengka Tagih Janji Pemkab

Bobotoh Majalengka Tagih Janji Pemkab

MAJALENGKA – Pendukung sepak bola Persib Bandung wilayah Kabupaten Majalengka, Viking Alengka menagih janji kepada Pemkab Majalengka tentang perhatian ke organisasi bobotoh. Pasalnya, era kepemimpinan pasangan Suka Jilid II yang kembali terpilih tersebut beberapa anggota Viking Alengka belum pernah bertemu dengan kedua pimpinan daerah itu. “Padahal kami banyak yang perlu disampaikan kepada bapak (bupati/wakil bupati) kami. Jangankan bertemu, masuk ke Pendopo saja susahnya minta ampun. Padahal kami ini asli orang Majalengka sendiri,” tutur ketua Bobotoh Alengka, Babam, kemarin (21/4). Terkait sulitnya bertemu dengan kedua pimpinan tersebut, jelas Babam, beberapa agenda yang diharapkan bisa mendatangkan salah satu pemain Persib Bandung hingga laga frendly match (persahabatan) pun kerap sulit diselenggarakan di stadion kebanggaan masyarakat Kota Angin, Warung Jambu. Padahal, jika pemkab bisa mengagendakan hingga mendatangkan salah satu pemain merupakan suatu kebanggaan tersendiri khususnya bobotoh Majalengka. “Ya itu salah satunya di antara ungkapan kami kepada pemkab. Tetapi hingga saat ini realisasi itu belum bisa dilaksanakan. Kami berharap ke depan pemkab dapat memfasilitasinya,” harapnya. Dalam struktur organisasi kepengurusan juga, beberapa di antaranya banyak dari sejumlah pejabat instansi di lingkungan Setda Majalengka. Namun, tetap saja sejumlah petinggi di instansi pun tidak bisa memfasilitasi pertemuan. Jangan sampai organisasinya ini malah dipandang sebelah mata. Ia juga mengaku sering mendapat laporan dari sejumlah pejabat daerah terkait ulah bobotoh yang kerap menjual nama Viking Alengka untuk memanfaatkan pribadi padahal hal tersebut tidak sepengetahuan organisasinya. “Kami berharap jika ada setiap kepala dinas yang merasa dirugikan oleh anak Viking Majalengka agar bisa melaporkan ke organisasi kami. Karena selama ini kami belum pernah memanfaatkan akan hal itu untuk memperkaya pribadi,” tegasnya. Menurutnya, pihaknya mengaku prihatin atas peristiwa yang kerap membawa nama bobotoh ke setiap sejumlah instansi. Ia mempersilakan untuk memberitahukan jika memang pernah dirugikan oleh Viking Alengka. Minimnya komunikasi dengan Pemda Majalengka juga membuat anggota organisasi tersebut mengaku kurang ada pembinaan maupun bimbingan. Sebab, ketika beberapa anggota memiliki potensi untuk lebih dikembangkan justru malah kesulitan mengimplementasikan. Di samping itu, dikhawatirkan dampak minimnya komunikasi ini juga akan berdampak negatif terhadap kondusivitas suatu daerah. Sebab, bagaimana pun juga bahwa bobotoh Alengka adalah warga Majalengka yang perlu diperhatikan. “Suatu daerah bisa maju itu tidak terlepas dari dukungan peran organisasi dan komunitas. Siapa sangka jika suatu saat simpatisan bobotoh ini bakal ada yang menjadi pemimpin. Karena kami tidak ingin Majalengka itu dipimpin oleh orang luar,” tandasnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: