Desa Wangkelang Rawan Bencana

Desa Wangkelang Rawan Bencana

MAJALENGKA - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka Ir H Bayu Jaya mengakui bahwa wilayah Desa Wangkelang, tepatnya di areal persawahan di Blok Sanghiang Dusun Pamijen, Kecamatan Cingambul merupakan daerah rawan bencana. Namun, pihaknya belum bisa memastikan jika musibah pergerakan struktur tanah yang terjadi di Wangkelang itu mirip dengan di Desa Jerukleueut Kecamatan Sindangwangi dan Dusun Cigintung Desa Cimuncang Kecamatan Malausma. “Karena untuk memastikan itu semua ada ahlinya yaitu pihak Badan Geologi. Mudah-mudahan saja tidak terus menerus bergerak,” imbuhnya. Terkait rencana kapan pihak Badan Geologi akan mengamati dan meneliti struktur tanah di lokasi bencana pergerakan struktur tanah Desa Wangkelang yang berada di sekitar kawasan kaki Gunung Bitung, BPBD belum bisa memastikan waktunya. Pihaknya sudah menginformasikan terkait musibah tersebut dan secepatnya bisa dideteksi lebih dini. “Kami sudah informasikan tinggal tunggu waktunya saja karena bidangnya sedang sibuk keluar daerah lain. Mudah-mudahan paling telat minggu depan yaitu Jumat mendatang. Kami sih ingin secepatnya,” katanya. Bayu memprediksi jika pergerakan struktur tanah di Desa Wangkelang tersebut akibat dipicu dari curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir. Pihaknya terus mewaspadai di antaranya melakukan berbagai upaya dan tindakan yang bisa memperlambat jika memang diketahui masih terus terjadi. “Musim pancaroba atau peralihan cuaca ini terkadang curah hujan lebat dan kecil. Meski jauh dari pemukiman, tetapi kami tetap khawatir bahwa hal itu bisa merambat ke pemukiman rumah warga,” ujarnya. Terkait bencana pergerakan tanah di sejumlah daerah seperti Desa Jerukleueut Kecamatan Sindangwangi, BPBD menilai jika pergerakan tanah di lokasi itu sudah diam. Pihak Badan Geologi sudah mengetahui sasaran seperti adanya kolam. Selain itu waspada pembangunan konstruksi bangunan harus disesuaikan sasaran. Lingkungan juga terlihat sudah tidak seimbang seperti beban bangunan dan aktivitas manusia. “Sekali lagi kami tegaskan dan pastikan bahwa di Wangkelang itu belum sama seperti di Cigintung dan Jerukleueut. Kepastian harus dari ahlinya karena kita belum bisa berbicara banyak,” pungkasnya. Sementara itu, masyarakat Desa Wangkelang Kecamatan Cingambul resah dan sangat mengkhawatirkan kejadian bencana alam pergerakan struktur tanah itu seperti yang terjadi di Dusun Cigintung Desa Cimuncang Kecamatan Malausama dan di Blok Manis Desa Jerukleueut Kecamatan Sindangwangi. Kepala Desa Wangkelang Nono Warno menuturkan, warganya khawatir karena kejadian pergerakan struktur tanah di sekitar kawasan kaki Gunung Bitung itu hampir sama dengan kejadian pergerakan struktur tanah di Dusun Cigintung Desa Cimuncang Kecamatan Malausma. Pada awalnya tanah perkebunan dan areal persawahan yang berada di Blok Gunung Bitung, Blok Kliwon, dan Blok Sanghiang Dusun Pamijen itu mengalami retak-retak saja, tapi selang beberapa hari kemudian terjadi perubahan yang cukup drastis, tanah di sekitar wilayah tersebut menjadi terbelah dan menimbulkan rongga yang cukup dalam. Bahkan membuat air di dalam kolam menjadi kering, dan menimbulkan air di sekitar areal persawahan terserap masuk ke dalam celah-celah tanah yang telah terbelah. “Lebih anehnya lagi, setelah kami bersama para petani menelusuri air yang terserap ke dalam tanah, ternyata kami tidak menemukan di mana berkumpulnya air serapan itu.Sepertinya di dalam tanah tersebut terdapat sebuah aliran sungai atau terdapat sebuah rongga yang sangat besar. Karena ketika kami mencoba memasukan sebatang bambu sepanjang 4 meteran ke dalam rongga tanah yang telah terbelah, ternyata masih bisa menembus ke dalam tanah berlubang,” ungkap Nono Warno. Tanah yang terbelah tersebut sambungnya, tidak mungkin ditutupi atau dipadatkan kembali dengan menggunakan tanah. Sebab, retakan tanah itu telah meluas ke mana-mana, areal perkebunan dan areal persawahan yang menghampar luas hampir seluruhnya telah mengalami retak-retak hingga mencapai panjang sekitar 1.000 meteran. Pihaknya berharap kepada Pemerintah Kabupaten Majalengka agar kejadian fenomena alam berupa pergerakan struktur tanah di Desa Wangkelang mendapatkan perhatian. Dan sangar berharap agar dilakukan upaya penelitian dari pihak terkait. Kades Nono mengaku pernah membaca berita di Harian Umum Radar Majalengka beberapa waktu yang lalu tentang kejadian pergerakan tanah di sekitar areal perkebunan dan persawahan di wilayah Desa Haurgeulis, dan pergerakan tanah di Blok Cibeurih Desa/Kecamatan Bantarujeg, termasuk kejadian pergerakan tanah sebagaimana yang terjadi di Blok Lame Laut Desa Mekarmulya Kecamatan Lemahsugih. Terlebih lagi, hingga sampai saat ini di wilayah Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka masih tingginya curah hujan. “Sehingga kami betul-betul merasa sangat khawatir pergerakan struktur tanah di wilayah desa kami yang masih berlanjut akan dapat mengancam pemukiman warga,” pungkasnya.(ono/har)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: