Atut Sebut Tak Sengaja Bertemu Akil di Singapura

Atut Sebut Tak Sengaja Bertemu Akil di Singapura

JAKARTA - Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dan Akil Mochtar duduk bersama menjadi saksi di persidangan Susi Tur Andayani. Mereka berdua mengakui bertemu ke Singapura. Namun keduanya membantah pertemuan itu membahas perkara di Mahkamah Konstitusi (MK). Atut mengaku bertemu dengan Akil secara tidak sengaja di Bandara. Mereka berdua sempat berkomunikasi saat pemeriksaan Imigrasi. \"Saat itu saya hanya cerita ada penyelenggaraan beberapa pilkada di Banten, yakni Lebak, Serang dan Tangerang. Sudah itu saja, saya tidak tahu ada gugatan pada pilkada itu,\" katanya. Hakim berusaha mencecar komunikasi kedua pejabat itu. Hakim Ketua Gosen Butar Butar bertanya apakah Atut tidak meminta bantuan untuk sengketa pilkada Lebak dan Serang. \"Apakah hanya itu komunikasinya? Tidak ada permintaan tolong untuk sengketa pilkada?\" tanya hakim. Dalam surat dakwaan Tubagus Chaery Wardhana alias Wawan (adik Ratu Atut) disebutkan bahwa adik-kakak itu ada pertemuan di Singapura dengan Akil. Pertemuan dilakukan di lobi Hotel JW Marriot, 22 September 2013. Pada pertemuan itu itu, Atut meminta bantuan Akil agar mengabulkan gugatan pasangan yang didukungnya, Amir Hamzah-Kasmin. Akil yang juga menjadi saksi tidak mengakui pertemuan itu hotel itu. Dia mengaku hanya bertemu di bandara Changi, Singapura dan keimigrasian. \"Saya ke Singapura itu untuk berobat, tidak untuk menonton F1,\" katanya. Jaksa KPK pun menanyakan adanya pembelian tiket F1. Akil berkilah itu dia membelikan ajudan dan supirnya. Persidangan sengketa pilkada juga menghadirkan dua petinggi Partai Golkar, Idrus Marham dan Setya Novanto. Keduanya menjadi saksi untuk Akil yang menjadi terdakwa. Keduanya dikorek keterangannya terkait upaya suap yang dilakukan dalam Pilgub Jatim. Dalam keterangannya, keduanya kompak melindungi Akil. Mereka mengatakan tidak pernah ada pernyataan permintaan uang. Pernyataan itu diungkapkan Idrus maupun Setya Novanto saat ditanya hakim dan jaksa terkait laporan dari Zainuddin Amali. Zainuddin selaku ketua tim pemenangan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) sempat mengatakan adanya tekanan dari Akil terkait sengketa pilkada Jatim. Dalam BAP, Idrus dan Setya juga mengungkapkan bahwa Akil menekan dan meminta sesuatu untuk sengketa pilgub Jatim. Namun hal itu dibantah dalam persidangan. \"Zainuddin tidak melaporkan pilgub. Dia hanya cerita ke saya saat saya memberikan ucapan selamat pada Zainuddin karena pasangan KarSa memang,\" ujarnya. Nah saat itulah Zainuddin cerita bahwa Akil mengabarkan perkara sengkata Pilgub Jatim gawat. \"Tidak ada permintaan uang,\" kilah Idrus. Setya Novanto juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya keterangan di BAP tidak benar. Setya menyebut tak mendengar ada permintaan uang dalam penyampaian Zainuddin ke Idrus. \"Waktu itu saya mendengar Pak Idrus bilang tidak usah digubris, sebab kemenangan KarSa sudah 1,5 juta suara,\" katanya. Sengketa Pilgub Jatim juga masuk dalam dakwaan Akil Mochtar. Dalam pilgub itu ada upaya penyuapan yang dilakukan tim pemenangan KarSa yang digawangi Zainuddin Amali, anggota DPR sekaligus Ketua DPD Golkar Jatim. Zainuddin menjajikan uang Rp10 miliar untuk pengurusan pilgub Jatim. Uang itu sesuai permintaan Akil yang disampaikan melalui pembicaraan BBM. Akil diminta membantu pasangan KarSa yang digugat oleh lawannya, pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Herman Suryadi Sumawiredja. (gun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: