Kadistan Akui Masih Banyak Petani Bakar Jerami

Kadistan Akui Masih Banyak Petani Bakar Jerami

MAJALENGKA – Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Majalengka Ir H Wawan Suwandi MP mengakui masih banyak petani yang belum mengindahkan imbauan pihaknya terkait larangan pembakaran jerami padi bekas panen. Padahal, pemanfaatan jerami dengan tidak dibakar usai melakukan panen tersebut menjadi salah satu pupuk organik. Pemanfaatan jerami bagi para petani melalui cara disebar di areal pesawahan tersebut adalah mengandung pupuk organik. Ini akan mampu membuat tanaman lebih bagus karena tekstur tanah menjadi gembur. “Nantinya pada saat musim kemarau yang mulai memasuki ini, proses pencangkulan tanah tidak keras,” katanya. Menurutnya, pemanfaatan jerami atau pupuk organik juga akan mampu mengurangi pengkonsumsian para petani yang selama ini masih menggunakan pupuk an organik (buatan kimia). Hal ini tentunya akan mengganggu kurang sehatnya pada beberapa makanan dari hasil tanaman tersebut. Selain itu, kata Wawan, pemanfaatan pupuk organik merupakan upaya program yang tengah digalangkan dinas pertanian Kabupaten Majalengka. Pemanfaatan pupuk organik akan mampu membuat tanaman lebih bagus serta tektur tanah juga gembur. Pasalnya, jika musim kemarau tiba, beberapa petani terkadang mengaku kesulitan untuk mencangkul karena kondisi tanah yang keras. “Kondisi tekstur tanah yang keras akibat dari banyaknya para petani memakai pupuk seperti an organik. Pupuk organik merupakan pupuk yang sesuai dengan alam seperti jerami itu sendiri,” jelasnya. Dirinya mengakui masih banyak sejumlah petani yang belum paham tentang memanfaatkan jerami sebagai bagian dari pupuk organik tersebut. Jerami itu bisa dikembalikan ke areal sawah dengan cara di potong kecil maupun di sebar.Tahap awal yang dikembangkan pemkab yakni utamanya mengubah dari pada struktur tanah pada suatu lahan pertanian. Karena selama ini, tanaman padi di sejumlah daerah terus menerus diberi dengan pupuk an organik. “Oleh karena itu, dengan menggunakan pupuk organik dampak atau gejala pada suatu tanaman serta tekstur tanah terbilang sangat sedikit. Penggunaan pupuk organik juga akan mengurangi adanya penyakit tanaman seperti adanya penyakit kresek, wereng, juga cekek beuheung yang terjadi di beberapa daerah beberapa waktu lalu,” paparnya. Disebutkan Wawan, tahun 2014 ini sudah ada sekitar 500 hektare yang mengembangkan keberadaan pupuk organik tersebut. Beberapa wilayah itu di antaranya Kecamatan Cikijing, Cingambul, dan Talaga, Banjaran, Lemahsugih, Palasah serta Leuwimunding. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: