Bukan Dampak Vulkanik

Bukan Dampak Vulkanik

MAJALENGKA – Adanya retakan tanah yang cukup luas di kawasan kaki Gunung Bitung, tepatnya di Desa Wangkelang Kecamatan Cingambul, dipastikan tidak disebabkan oleh aktivitas vulkanik di gunung tersebut. Kepastian ini diungkapkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka Ir H Bayu Jaya MSi, kemarin (29/4) di peresmian Kebun Anggrek Alam Desa Argalingga Kecamatan Argapura, sesaat sebelum dirinya dirotasi jabatan ke posisi staf ahli bupati. Bayu menuturkan, meskipun lokasi tersebut dinamakan Gunung Bitung, makna kata gunung yang membatasi Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Ciamis tersebut, bukan berarti gunung yang punya aktivitas vulkanik di dalamnya. Sehingga, pihaknya sangat yakin jika retakan tanah yang muncul selama beberapa pekan terakhir ini tidak ada unsur aktivitas vulkanik. “Kalau dampak vulkanik, kemungkinan besar tidak ada. Karena di sana (Gunung Bitung) tidak ada aktivitas vulkanik di perut gunungnya. Walaupun dikatakan gunung, tapi bukan berarti di situ ada aktivitas vulkanik, hanya penamaannya saja dari dulunya disebut Gunung Bitung,” kata Bayu. Dia menyebutkan, kemungkinan yang terjadi di lokasi tersebut hanya pergeseran struktur tanah dan batuan dalam yang labil hingga menyebabkan sejumlah titik di dekat lokasi Gunung Bitung mengalami retak-retak, terutama pada kondisi cuaca tertentu. Di samping itu, kemungkinan lainnya adalah lokasi tersebut memang terletak di lempeng patahan caesar baribis yang dalam masa tertentu lempengan tersebut di dalam tanahnya bisa bergeser dan bergerak sehingga menyebabkan keretakan yang timbul di permukaan tanahnya. “Bisa jadi, karena semua kawasan Majalengka sebagian besarnya berada di lempeng patahan caesar baribis. Makanya menurut versi BNPB, Majalengka ini masuk dalam kategori 16 besar kabupaten/kota rawan bencana se-Indonesia,” sebutnya. Namun, untuk memastikan apa yang terjadi sebenarnya di lokasi tersebut, baru bisa disimpulkan oleh pihak yang berkompeten setelah melakukan penelitian sebelumnya. Dalam hal ini, dapat disimpulkan oleh Badan Geologi dan Mitigasi Bencana. “Saya tidak mau menerka-nerka dulu lah. Biarkan yang menyimpulkannya adalah pihak yang berkompeten, yaitu Badan Geologi. Rencananya tanggal 30 April (hari ini), orang geologi mau datang ke Majalengka buat meneliti tanah di sana (Gunung Bitung),” ujarnya. Sementara itu, Wakil Bupati Majalengka Dr H Karna Sobahi MMPd mengatakan, mengingat wilayah Kabupaten Majalengka masuk dalam daftar peta rawan bencana secara nasional, maka pihaknya meminta warga untuk tetap waspada, serta bisa tetap bersikap ramah dengan alam sekitar sehingga alam pun bakal memberikan feed back yang ramah pula terhadap manusia di sekitarnya. “Berlakulah ramah dengan alam, semua masyarakat harus diberdayakan untuk diajak mengawal dan memelihara setiap jengkal tanah di Majalengka ini. Jangan sembarangan mengotak atik tanah di Majalengka, karena sekecil apapun bencana di Majalengka pasti jadi perhatian serius pemkab. Mengingat status Majalengka merupakan kabupaten/kota paling rawan bencana ke-16 skala nasional,” harapnya. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: