Peringati May Day, Buruh Ajukan Sepultura

Peringati May Day, Buruh Ajukan Sepultura

INDRAMAYU - Sepuluh tuntutan rakyat (Sepultura) disuarakan ratusan buruh yang merayakan hari buruh internasional atau May Day, Kamis (1/5). Dengan menggunakan sepeda motor, para buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Anggota Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (SBA-KASBI), melakukan konvoi mendatangi Dinsosnakertrans, Pertamina Balongan, DPRD Kabupaten Indramayu, dan kantor bupati. Aksi tersebut berjalan tertib dan mendapat pengawalan ketat petugas kepolisian. Ketua Federasi Serikat Buruh Migas (FSBM), Iwan Setiawan mengatakan, meski hari buruh telah ditetapkan sebagai hari libur nasional namun buruh belum sepenuhnya merasakan kemerdekaan. Untuk itu, pada peringatan May Day kali ini buruh tetap menyuarakan tuntutan demi terwujudnya kesejahteraan buruh dan rakyat Indonesia pada umumnya. Hingga saat ini, kondisi kehidupan buruh dan rakyat Indonesia masih jauh dari harapan. “Sepultura yang kita suarakan hari ini, harusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Selama ini negara telah gagal menyejahterakan rakyatnya. Kita harus bangkit melawan untuk merebut kesejahteraan itu,” tandasnya saat orasi. Menurutnya, rakyat semakin hari semakin sengsara dan masih jauh dari kesejahteraan. Indikasi itu tampak dari harga kebutuhan pokok yang semakin melambung tinggi. Begitu pula dengan kesehatan, pendidikan, dan perumahan yang semakin tak terjangkau karena adanya privatisasi. Sementara dalam dunia kerja, kaum buruh terus dibayang-bayangi ancaman PHK lantaran masih diterapkannya sistem kerja kontrak. “Ini semua terjadi karena pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi kapitalis dalam bentuk neoliberalisme. Sebuah sistem ekonomi yang membiarkan semuanya diatur pasar bebas, pencabutan subsidi, dan adanya pembatasan campur tangan negara terhadap perekonomian. Padahal ini jelas-jelas bertentangan dengan pasal 33 UUD 1945,” tuturnya. Untuk menyadarkan pemerintah, kaum buruh menyuarakan Sepuluh Tuntutan Rakyat (Sepultura) pada peringatan May Day tahun 2014 ini. Diantaranya buruh menuntut penghapusan sistem kerja kontrak dan outsourching, menolak politik upah murah agar pengupahan diberlakukan sesuai upah layak nasional. Buruh juga menolak PHK, union busting, dan kriminalisasi serikat buruh. Tidak hanya itu, buruh menuntut pemenuhan hak-hak buruh perempuan dan perlindungan terhadap buruh migran Indonesia. Serta menuntut adanya jaminan sosial, bukan asuransi sosial. Buruh juga menuntut agar tanah dan air dipergunakan untuk kesejahteraan rakyat. Kaum buruh juga menuntut agar pengusaha nakal bisa ditangkap, diadili dan dipenjarakan. Privatisasi diminta dihentikan dan digantikan dengan membangun industri nasional untuk kesejahteraan rakyat. Buruh pun menyuarakan pendidikan dan kesehatan gratis untuk rakyat, serta menuntut diturunkannya harga kebutuhan pokok. Tuntutan itu disampaikan bergantian dalam orasi yang dilakukan oleh empat serikat buruh. Diantaranya SBMK RU VI Balongan, SPM Dwikora, SBM LPG Balongan, dan SPM OGT Balongan. Bergabungnya serikat buruh juga sebagai pertanda bersatunya rakyat dalam perjuangan memperoleh kesejahteraan. “Buruh dan rakyat tidak ingin menjadi tumbal atas penghambaan rezim pemerintahan kepada sistem kapitalis,” pungkasnya. (cip)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: