Desa Cikaracak Terancam Terisolir

Desa Cikaracak Terancam Terisolir

MAJALENGKA – Desa Cikaracak Kecamatan Argapura terancam terisolir, lantaran kondisi jalan menuju desa tersebut keadaannya sangat memprihatinkan. Untuk menuju desa terakhir di lereng Gunung Ciremai tersebut, hanya ada dua alternatif jalan. Yang pertama adalah dari arah Pasar Maja via Desa Argalingga Kecamatan Argapura, kondisi jalannya memang terbilang cukup mulus meski kecuramannya ada yang melebihi 45 derajat. Namun, dari Desa Argalingga menuju Desa Cikaracak, mesti menempuh perjalanan sekitar 5 kilometer lagi dengan medan jalan yang sebagian besarnya hanya berlapis aspal yang telah mengelupas. Bahkan, pada beberapa titik tertentu hanya berlapiskan batu kali yang dipadatkan ke dalam tanah. Alternatif jalan kedua, adalah dari jalur yang melalui Desa Garawastu Kecamatan Sindang. Meski sebagian jalannya sudah ada yang diaspal mulus, namun di beberapa titik kondisi jalannya hanya dilapisi batuan dengan kecuraman yang bisa mencapai di atas 45 derajat dengan kondisi medan yang menanjak. Kondisi ini, menurut keterangan sejumlah warga sekitar, sudah terjadi selama kurun waktu belasan tahun. Tak pernah tersentuh perbaikan, mesti desa tersebut beberapa kali terancam terisolir, terutama jika terjadi cuaca buruk. Salah satu warga setempat, Wati menjelaskan, untuk warga di desa tersebut, dua akses jalan ini merupakan satu-satunya penopang untuk aktivitas perekonomian warga yang sebagian besarnya menumpukan perekonomiannya menjadi petani sayur mayur. “Kalau mau jual sayuran ke Maja harus turun dulu lewat jalur Argalingga. Dari Argalingga ke Maja nya sih lumayan bagus. Tapi, dari sini ke Argalingga jalannya ancur,” kat Wati. Di samping itu, kata Wati, petani sayuran dari Desa Cikaracak maupun desa lain di sekitar Argapura juga sering menjual sayurannya ke Pasar Rajagaluh, Pasar Jatibarang, maupun ke daerah Cirebon. Untuk menujunya, jalan terdekatnya adalah melalui Desa Cikaracak via Kecamatan Sindang. “Yang susah itu kalau butuh apa-apa pas malam hari. Misalnya kalau ada yang sakit malam-malam mendadak mau berobat ke rumah sakit, harus diarak ramai-ramai biar di perjalannya nggak ada apa-apa,” keluhnya. Belum lagi, akses jalan menuju Desa Argalingga merupakan satu-satunya akses jalan pendidikan yang bisa ditempuh masyarakat desa tersebut yang menjadi pelajar tingkat SLTP dan SLTA. Karena lokasi SMP terdekat ada di Desa Argalingga, sedangkan untuk yang bersekolah di SMA mesti menuju kawasan Maja yang jaraknya belasan kilometer. “Setiap hari sekolah SMP bola-balik lewat jalan ini. Kalau yang punya ya naik motor. Kalau yang nggak punya ya jalan kaki, atau nunggu mobil sayur yang kosong ikutan ngompreng,” kata Didi, salah satu pelajar SMP yang melintas di jalur Desa Cikaracak Argalingga. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: