Istighotsah Demi Lulus 100 Persen

Istighotsah Demi Lulus 100 Persen

KANDANGHAUR - Setelah hampir enam tahun pembangunan, akhirnya Masjid At Toda komplek kampus SMP Negeri 1 Kandanghaur diresmikan, Jumat (2/5). Peresmian masjid dua lantai dengan daya tampung 1.000 jamaah lebih itu bersamaan dengan puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional serta kegiatan istighotsah menjelang pelaksanaan ujian nasional SMP. Istighotsah yang dipimpin ustad Darmin SAg serta wakasek Drs Mabrurudin tersebut dikuti seluruh civitas academica SMPN 1 Kandanghaur dan SMP Terbuka Kandanghaur. Mereka tampak mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang dimulai dengan salat duha berjamaah, zikir hingga berakhir dengan doa bersama. Kepala SMPN 1 Kandanghaur, Cecep Mujamil SPd MSi berharap, dengan digelarnya istighotsah para peserta ujian nasional dapat menjadi lebih tenang dan siap mengikuti ujian yang dijadwalkan mulai Senin (5/5) nanti. “Ini sebagai salah satu ikhtiar supaya anak-anak lebih mantap menghadapi UN dan akhirnya lulus 100 persen. Amin,” katanya. Terkait dengan peresmian masjid, Cecep Mujamil juga berharap agar dirawat dengan sebaik-baiknya sehingga dapat terus digunakan bagi kegiatan keagamaan. Tidak hanya keluarga besar SMPN 1 dan SMP Terbuka Kandanghaur, melainkan juga untuk warga sekitar. Sebab pembangunan masjid lahir dari rasa kebersamaan antara pihak sekolah, komite sekolah dan masyarakat sekitar. Tujuan utamanya untuk mempertebal iman seluruh civitas academica, membangun kedisiplin dalam beribadah, kebersamaan, dan solidaritas sosial. Selain itu, masjid dapat pula berfungsi sebagai laboratorium untuk menumbuhkan dan mengembangkan perilaku peserta didik baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik serta media pelatihan kepemimpinan. Hal ini sejalan dengan visi peningkatan religius masyarakat yang digelontorkan Pemkab Indramayu serta komitmen Dinas Pendidikan Indramayu dalam mewujudkan SDM pelajar yang cerdas, berilmu, beriman, dan bertakwa. “Meski sudah diresmikan, sarana dan prasaranya harus terus dilengkapi seperti paralatan ibadah maupun buku-buku keagamaan. Jadi manfaatnya bukan saja untuk salat dan ngaji, tapi juga menjadi pusat kajian keislaman sehingga siswa dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta dapat mewujudkan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari,” tandas Cecep Mujamil. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: