Kadisdik Dikado Selebaran Gelap

Kadisdik Dikado Selebaran Gelap

MAJALENGKA – Usai upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2014 di Alun-alun Majalengka, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Drs H Sanwasi MM menerima selebaran gelap, Jumat (2/5). Entah siapa pertama kali yang menyebarkan selebaran tersebut, yang pasti hal itu membuat sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Majalengka kaget. Mungkin hanya sedikit yang tahu isi dari selebaran itu karena langsung diamankan oleh sejumlah pihak. Informasi yang dihimpun, diketahui dari isi kertas tersebut sejatinya ingin ditujukan kepada Bupati Majalengka H Sutrisno SE MSi. Pasalnya, pesan surat itu mengharapkan bahwa orang nomor satu di Kota Angin itu untuk segera mencopot atau mengganti kadisdik karena sudah penuh dengan dosa-dosa. Beberapa poin di antaranya, kadisdik diduga telah menerima pungutan atau setoran wajib setelah adanya pencairan tunjangan profesi guru (menggunakan tangan kepala UPTD Pendidikan dengan subag kepegawaian). Kedua, banyak omong kosong jika berpidato dengan (durasi 3-4 jam) yang hadir hanya disuguhi dengan hapalan nomor-nomor Permen/PP/Perbup dan materi yang dibahas tidak sistematis. “Materi yang dibahasnya ngaler ngidul (tidak sistematis). Kami sudah sangat bosan,” kata surat pada poin kedua itu. Selanjutnya, dalam poin ketiga, kadisdik diduga telah menerima pungutan pada sekolah yang mendapat bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) besarnya antara 3-4 persen (biasanya menggunakan tangan MKKS). Dalam poin selanjutnya yakni periodesasi kepala sekolah (kepsek) hanya omong kosong. Selanjutnya, sekolah tetap mahal (terutama sekolah-sekolah besar) seperti SMA Negeri I Majalengka, SMA Negeri 2 Majalengka, SMK Negeri Kadipaten, SMK Negeri I Majalengka yang hanya mementingkan kesejahteraan guru dan kepsek-nya. “Perlu bapak ketahui bahwa kepsek yang tertera itu digaji dari orang tua sekitar Rp7juta-Rp10juta per bulan. Kesejahteraan gurunya sekitar Rp1juta-Rp2 juta per bulan. Padahal mereka sudah dapat tunjangan sertifikasi. Sungguh sangat tidak baik di tengah rakyat yang sedang kesulitan hal-hal itu masih tetap ada,” lanjut isi selebaran itu. Poin selanjutnya, Sanwasi dinilai sudah terlalu lama bercokol di disdik sehingga mengarah kepada seseorang yang memanfaatkan kedekatan dengan orang nomor satu di Majalengka. Mantan Kadisporabudpar ini juga dinilai selalu mementingkan posisi jabatan sendiri. Sehingga sangat penakut terutama kepada bupati yang akibatnya berdampak selalu menjadi ajang pemerasan oleh oknum wartawan. Sanwasi juga tidak pernah menghadiri undangan rapat-rapat penting baik ditingkat provinsi maupun nasional (hanya menyuruh bawahan) sedangkan beralasan ada kegiatan dengan bupati. Sehingga kepala dinas yang satu ini tidak dikenal oleh pejabat baik di tingkat provinsi maupun nasional. “Demikian bapak, mohon ditanggapi. Hanya Tuhan Yang Maha Tahu segalanya tentang isi hati manusia,” katanya mengakhiri. Menanggapi hal tersebut, Kadisdik Drs H Sanwasi MM saat diwawancarai terkait munculnya selebaran gelap tersebut, ia mengakui sudah mengetahui isi poin-poin tersebut. Kadisdik membantah semua tudingan yang ada di dalam selebaran itu. Hanya saja, meski mengaku resah ia merasa tetap berpegang teguh kepada keyakinan dan mengklaim bahwa dirinya tidak apa-apa. “Saya tidak apa-apa. Yang penting yakin bahwa Yang Maha Kuasa yang tahu segalanya. Kemudian beberapa poin itu kan yang menilai kebijakan serta aturan dalam menjalankan tugas bukan oknum yang membuat surat itu. Tetapi jelas bahwa setiap pejabat maupun PNS sudah ada yang menilai yaitu pemimpinnya,” tegasnya. Ditanya terkait ada oknum yang tidak senang terhadap kepemimpinannya di lembaga pendidikan, pria yang selalu tersenyum itu enggan berspekulasi terlalu jauh termasuk ketidakpuasan beberapa pejabat struktural di tingkat disdik dilaksanakan mutasi Selasa (29/4) lalu. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: