Hasil Kajian Bencana di Wangkelang Tunggu Seminggu

Hasil Kajian Bencana di Wangkelang Tunggu Seminggu

MAJALENGKA – Bencana retakan tanah yang terjadi di sekitar lereng Gunung Bitung, tepatnya di Desa Wangkelang Kecamatan Cingambul telah diteliti secara seksama oleh Badan Geologi, Rabu (30/4). Hal ini, diutarakan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka Drs Maman Sutiman. Namun, mantan Kabag Humas Setda Majalengka ini menyebutkan jika hasil dari pemeriksaan kandungan tanah di lereng Gunung Bitung serta mencari tahu penyebab terjadinya retakan tanah di kawasan sekitarnya, belum bisa disimpulkan langsung. Hal ini lantaran hasil penelitian pihak Badan Geologi tidak dapat disimpulkan langsung secara instan. “Sudah datang ke lokasi waktu tanggal 30 (April). Pihak geologinya perlu waktu untuk menyimpulkan hasil penelitian. Biasanya untuk menyimpulkan hasil penelitian diperlukan waktu sekitar satu minggu. Jadi tunggu saja seminggu lagi barangkali sudah keluar hasilnya,” kata Maman kepada Radar, kemarin (2/5). Di samping itu, Maman mengaku jika pihaknya juga tengah menunggu hasil penelitian dari pihak geologi ini untuk dilaporkan kepada pimpinan, serta memutuskan langkah apa yang akan diambil selanjutnya untuk menindaklanjuti dampak dari bencana tersebut. Hanya saja, untuk sementara pihaknya mengimbau kepada warga yang bermukim di sekitar lereng Gunung Bitung yang membatasi Kabupaten Majalengka dengan Kabupaten Ciamis ini untuk tetap waspada dan diminta untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan setempat mengenai perkembangan terbaru yang terjadi di kawasan tersebut. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya juga mengimbau kepada warga agar sedapat mungkin menghindari beraktivitas di sekitar lokasi-lokasi yang rawan terhadap pergerakan tanah di dekat lereng Gunung Bitung. Sebelumnya, mantan Kepala Pelaksana BPBD Majalengka Ir H Bayu Jaya MSi menyebutkan jika retakan tanah yang cukup luas di kawasan lereng Gunung Bitung, tepatnya di Desa Wangkelang Kecamatan Cingambul, dipastikan tidak disebabkan oleh aktivitas vulkanik di gunung tersebut. Kepastian ini diungkapkan Bayu, sesaat sebelum dirinya dirotasi jabatan ke posisi staf ahli bupati. Bayu menuturkan, meskipun lokasi tersebut dinamakan Gunung Bitung, makna kata gunung yang membatasi Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Ciamis tersebut, bukan berarti gunung yang punya aktivitas vulkanik di dalamnya. Sehingga, pihaknya sangat yakin jika retakan tanah yang muncul selama beberapa pekan terakhir ini tidak ada unsur aktivitas vulkanik. “Kalau dampak vulkanik, kemungkinan besar tidak ada. Karena di sana (Gunung Bitung) tidak ada aktivitas vulkanik di perut gunungnya. Walaupun dikatakan gunung, tapi bukan berarti di situ ada aktivitas vulkanik, hanya penamaannya saja dari dulunya disebut Gunung Bitung,” kata Bayu. Dia menyebutkan, kemungkinan yang terjadi di lokasi tersebut hanya pergeseran struktur tanah dan batuan dalam yang labil hingga menyebabkan sejumlah titik di dekat lokasi Gunung Bitung mengalami retak-retak, terutama pada kondisi cuaca tertentu. Di samping itu, kemungkinan lainnya adalah lokasi tersebut memang terletak di lempeng patahan caesar baribis yang dalam masa tertentu lempengan tersebut di dalam tanahnya bisa bergeser dan bergerak sehingga menyebabkan keretakan yang timbul di permukaan tanahnya. “Bisa jadi, karena semua kawasan Majalengka sebagian besarnya berada di lempeng patahan caesar baribis. Makanya menurut versi BNPB, Majalengka ini masuk dalam kategori 16 besar kabupaten/kota rawan bencana se-Indonesia,” sebutnya. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: