Smanja Buka Kelas Khusus Anak Jalanan

Smanja Buka Kelas Khusus Anak Jalanan

ANJATAN – Sebagai bentuk kepedulian sosial sekaligus mendukung sukses wajib belajar 12 tahun di Kabupaten Indramayu, SMAN 1 Anjatan (Smanja) mengadakan program Smanjas Youth Care Programme. Program tersebut bertujuan memberikan kesempatan bagi anak-anak jalanan untuk mengenyam pendidikan secara gratis, di salah satu sekolah favorit di wilayah Kabupaten Indramayu bagian barat tersebut. Launching Smanjas Youth Care Programme dilangsungkan bersamaan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Jumat (2/5). “Ini program kepedulian terhadap generasi muda dengan membuka kelas khusus bagi anak-anak jalanan,” kata kepala SMAN 1 Anjatan, Drs Ridwan. Tidak hanya gratis biaya pendidikan, peserta didik dari latar belakang anak jalanan juga akan mendapatkan fasilitas lainnya secara cuma-cuma. Seperti seragam, baju olahraga, batik, pramuka, baju muslim, atribut, sepatu, buku-buku pelajaran sampai alat tulis. Kegiatan belajar bagi anak jalanan juga sama dengan para siswa lainnya. “Tidak ada perbedaan, dan saya yakin anak-anak jalanan ini memiliki potensi, bakat, dan kemampuan belajar yang tidak kalah dengan anak lain,” ujarnya. Dijelaskan Ridwan, Smanjas Youth Care Programme yang digagas Tim Pengembang Sekolah (TPS) itu mulai dilaksanakan pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun pelajaran 2014/2015. Sebagai langkah awal, SMAN 1 Anjatan menyiapkan 1 rombongan belajar dengan daya tampung sebanyak 36 siswa. Untuk bisa menjadi peserta didik di SMAN 1 Anjatan, para anak-anak jalanan itu harus memenuhi persyaratan tertentu. Diantaranya berdomisili di wilayah Indramayu, tidak atau belum menikah, bukan lulusan kejar Paket B, usia maksimal 21 tahun, tidak bertato atau bertindik serta diprioritaskan dari keluarga tidak mampu. Meski masa pendaftarannya baru dimulai 19 Mei hingga 1 Juli 2014 mendatang, sosialisasi program kelas khusus bagi anak jalanan itu sudah mulai digencarkan dengan melibatkan seluruh civitas academica. “Para siswa juga dilibatkan. Kalau mereka punya teman yang masih berkeliaran di jalanan tapi memiliki keinginan kuat untuk bersekolah, supaya diajak,” lanjut Ridwan. Lebih jauh, kepela sekolah yang berulang tahun 1 Mei itu memaparkan, Smanjas Youth Care Programme sekaligus sebagai jawaban atas pencanangan Jawa Barat sebagai Provinsi Inklusif serta Indramayu sebagai Kabupaten Inklusif pada 23 Desember 2013 lalu di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Menurut dia, provinsi maupun kabupaten inklusif bukan hanya ditujukan kepada peserta didik yang berkebutuhan khusus. Melainkan dalam bentuk kepedulian kepada generasi muda yang kerap diberi stigma oleh masyarakat sebagai anak jalanan. Sebagai warga negara, mereka memiliki hak untuk mengenyam pendidikan formal yang baik dan berkualitas. Program tersebut juga tidak lepas dari dukungan Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah serta kepala Dinas Pendidikan, DR H Odang Kusmayadi MM yang berkomitmen memberikan kesempatan serta bantuan biaya pendidikan bagi anak-anak usia sekolah di bumi Wiralodra agar terus bersekolah. “Tentu, demi suksesnya program ini kami berharap dukungan dari semua pihak. Paling tidak dengan mengajak anak-anak jalanan untuk mau bersekolah di SMAN 1 Anjatan,” tandas Ridwan. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: