48 Kios Pasar Kurucuk Ludes

48 Kios Pasar Kurucuk Ludes

Hidran di Kuningan Minim, Petugas Sulit Atasi Kebakaran KRAMATMULYA – Baru saja sehari tidak diguyur hujan, insiden kebakaran terjadi. Peristiwa tersebut menimpa Pasar Kurucuk, Kecamatan Kramatmulya, tepatnya di sebelah barat jalan raya. Sedikitnya 48 kios di pasar itu ludes dilalap si jago merah, Senin (18/4) sekitar pukul 02.30. Pagi itu warga setempat dibuat gempar. Terutama para pemilik kios di pasar yang masuk wilayah Desa Kalapa Gunung Kecamatan Kramatmulya tersebut. Melihat api begitu cepat membesar, sekuat tenaga mereka berusaha memadamkan. Tapi sayang si jago merah cukup sulit diatasi. Sehingga 48 kios menjadi korban lalapan api. Petugas pemadam kebakaran sendiri, menurut keterangan warga, tiba di lokasi terlambat. Kemungkinan besar akibat telatnya laporan masyarakat  atau mungkin penyebab lain. Yang jelas, sedikitnya dua unit mobil damkar diterjunkan dengan delapan kali bolak-balik untuk menyedot air. Hasilnya, api tidak merembet ke kios lainya, begitu pula rumah penduduk. Insiden tersebut diduga akibat arus pendek. Namun kepastian penyebabnya masih diselidiki aparat kepolisian. Asal api pun masih simpang siur. Satu versi mengatakan berasal dari warnet, satu versi lagi menyatakan berasal dari kios yang tidak digunakan. Yang jelas, kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Pasalnya, kios yang terbakar mencapai 48 buah. Meskipun hanya sekitar 17 kios yang dioperasikan, sedangkan selebihnya masih kosong alias tidak digunakan. Amimi (49), pemilik toko material di pasar itu mengaku mengalami kerugian Rp65 juta. Sedangkan Ganim (23) pemilik konter HP dan minyak wangi mengalami kerugian Rp10 juta. Saat ditanya kronologis kejadian, ia baru sadar ketika api sudah membesar. Ganim menyangka api berasal dari tengah atau kios yang kosong. Memang sebagian besar kios yang terbakar merupakan kios yang kosong. Namun belasan kiosnya digunakan sebagai tempat usaha. Seperti toko material, gudang burung, pangkas rambut, konter HP, foto studio, warnet, minyak wangi, tukang jahit dan lainnya. Kepala UPTD Damkar Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (DTRCK) Kuningan, Bambang Hernaedi SE bersyukur para petugasnya berhasil melumpuhkan si jago merah dalam waktu yang tidak lama. Meski mengalami kesulitan air, namun akhirnya semua bisa teratasi. ”Kami harus bolak-balik menyedot air ke sumber air. Awalnya kami mengandalkan hidran (alat penyedia air untuk pemadaman kebakaran, red) di kota. Lalu mengandalkan air sungai sebelah selatan pasar,” tutur Bambang disela kesibukannya. Dia mengakui hidran di Kuningan masih minim. Meskipun terdapat 15 hidran, namun yang berfungsi hanya tiga buah. Di antaranya di Jalan Siliwangi, dekat Pasar Ciawigebang dan Kantor Pos. Pasar baru sendiri sudah mempunyai hidran, hanya saja tidak berfungsi. ”Apalagi di Pasar Cilimus tidak memiliki hidran sama sekali. Sehingga dalam mengatasi kebakaran yang sesungguhnya tidak diharapkan, akan mengalami kesulitan,” ucapnya. Keberadaan hidran, baginya sangat penting. Jika perlu setiap pasar memilikinya. Sebab, untuk perusahaan besar, dipastikan sudah mempunyai hidran masing-masing. Pasca padamnya api sekitar pukul 07.30, tampak Wabup Drs H Momon Rochmana MM meninjau lokasi kebakaran. Ia ditemani Kepala Dinas Ciptakarya Drs H Lili Suherli MSi mengamati puing-puing bekas lalapan api. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: