Dua Soal Bahasa Indonesia Kosong

Dua Soal Bahasa Indonesia Kosong

MAJALENGKA – Tepat dua bulan lamanya para siswa SMP Negeri 7 Majalengka nebeng di SD Negeri 2 Sidamukti. Musibah pergerakan tanah di Desa Sidamukti Kecamatan/Kabupaten Majalengka (5/3) silam memang mengakibatkan bangunan SMP tersebut porak poranda. Bagi siswa kelas IX pun terpaksa mengikuti ujian nasional (UN) dalam suasana memprihatinkan dengan menumpang di gedung SD, Senin (5/5). Kepala SMPN 7 Majalengka Dadang Hendria Jatnika menyebutkan, pasca sekolahnya ambruk akibat bencana pergerakan struktur tanah terpaksa menumpang. Pasalnya, hingga saat ini pemerintah maupun dinas pendidikan (disdik) belum menyediakan bangunan alternatif. Siswa kelas IX yang mengikuti UN sebanyak 41 orang terdiri laki-laki sebanyak 20 siswa dan perempuan 21 orang memang cukup terganggu dengan kondisi saat ini. Pihaknya khawatir seluruh peserta tidak bisa mengikuti ujian dengan nyaman. Namun, pada hari pertama UN ini, Dadang mengklaim jika pelaksanaannya berjalan kondusif. “Memang sih tidak terlalu terganggu di hari pertama ini. Mudah-mudahan akan tetap kondusif,” ungkapnya. Dijelaskan, akibat ruangan ditempati untuk pelaksanaan UN tersebut, siswa SD Negeri Sidamukti II terpaksa diliburkan. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan disdik mengingat darurat bencana. Terlebih kondisi bangunan SMP Negeri 7 sudah tidak bisa digunakan akibat semakin parah. Menurutnya, kemanisme UN di sekolahnya itu dilaksanakan dengan membagi tiga kelas dengan masing-masing kelas ditempati rata-rata 13 peserta. Sehingga hal ini membuat kegiatan belajar mengajar (KBM) SD terpaksa diliburkan akibat ruangan kelasnya banyak terpakai. “Selain itu juga agar konsentrasi peserta UN tidak terganggu,” tambahnya. Pascamusibah lalu, proses belajar mengajar memang sudah dilakukan di SDN Sidamukti II dan balai pertemuan kampung. Para siswa SMP bergantian dengan siswa SD untuk menggunakan ruangan kelas. “Pagi dipakai untuk siswa SD, baru siang dipakai untuk siswa SMP,” terangnya. Dadang berharap dengan kondisi seperti ini, siswa tidak terganggu konsentrasinya selama UN berlangsung. Sehingga diharapkan siswa SMPN 7 Sidamukti bisa lulus seluruhnya. Disebutkan, pada hari pertama seluruh siswa atau peserta UN tidak ada yang absen. Untuk ujian hari pertama, jumlah soal ujian cukup sehingga siswa bisa mengerjakan soal UN tepat waktu. Namun, diakuinya, pada lembar soal mata ujian Bahasa Indonesia ada nomor yang ganda, soal yang tidak berurut sehingga membuat siswa dan panitia maupun pengawas merasa kebingunan ketika membagikan soal kepada siswa. Beruntung di dalam amplop sudah ada keterangan untuk masing-masing soal yang dikerjakan. Selain itu juga ada soal yang tidak dikerjakan. Sehingga, setelah membaca keterangan tersebut siswa bisa langsung menjawab soal-soal. Untuk hari pertama ini jadwal mata pelajaran yang diujikan yakni Bahasa Indonesia. Selasa (6/5) matematika, Rabu (7/5) Bahasa Inggris dan Kamis (8/5) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Drs H Sanwasi MM membenarkan jika soal UN Bahasa Indonesia terdapat nomor 13 dan 38 tidak ada soal atau kosong. Alhasil, ini terpaksa dianulir oleh siswa. Namun kadisdik menjamin jika kerahasiaan soal ujian melalui 20 paket nomor ini tidak diketahui saat didistribusikan kepada peserta UN. Terkait kosongnya soal pada dua nomor itu, kadisdik menegaskan dirinya akan melaporkan peristiwa ini kepada Disdik Provinsi Jawa Barat. Hal ini untuk memastikan apakah kejadian ini sama di sejumlah kabupaten/kota lain. Pasalnya, dengan diketahui kekosongan soal ujian jelas akan mempengaruhi nilai bagi peserta. “Kita akan koordinasikan dan lapor jangan sampai ini merugikan anak. Karena dengan berkurangnya dua soal jelas mempengaruhi nilai bagi peserta UN,” tegasnya. Ditanya ada berapa siswa yang tidak bisa mengikuti ujian, Sanwasi baru menerima satu orang peserta yang tidak mengikuti UN. Yakni di SMP Negeri I Jatiwangi karena diinformasikan bahwa orang tuanya tengah koma di Bogor. Pihaknya terus meminta laporan kepada seluruh kepala sekolah untuk memantau apakah ada siswa yang tidak bisa mengikuti dengan alasan lainnya seperti sakit. Hal ini guna keberadaan siswa tersebut bisa terpantau oleh disdik serta tidak merugikan bagi siswa itu sendiri. Menurutnya, informasi tersebut dinilai sangat penting untuk kebaikan seluruh siswa/siswi. Pasalnya, jika terdapat salah seorang siswa yang tidak bisa mengikuti UN bisa dilakukan ujian susulan. Pihaknya terus berusaha semaksimal mungkin terkait adanya siswa yang sakit maupun tidak bisa mengikuti ujian. “Jangan sampai selama ikut belajar tiga tahun ini menjadi mubazir karena tidak bisa mengikuti baik ujian yang kini sedang berlangsung maupun susulan. Kalau ada yang sakit kami memberikan kebijakan dengan disertakan naskah soal ke siswa yang bersangkutan. Tapi itu semua tetap mengacu pada prosedur yang dijamin sebagaimana aturan ujian disertakan pengawas.” imbuhnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: