Tak Kurangi Tensi

Tak Kurangi Tensi

BANDUNG – Bulan lalu dua suporter tim besar, Persib Bandung dan Persija Jakarta menggelar islah di Mapolres Bogor, Jawa Barat. Dua kelompok suporter yang kerap bentrok tersebut dipastikan bakal bertemu di laga tunda Indonesia Super League (ISL) 2014, 8 Mei nanti di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung. Deklarasi damai Bobotoh –sebutan fans Persib- dengan Jakmania –sebutan suporter Persija- dirasa perlu untuk menghentikan bentrokan yang kerap terjadi bila kedua kelompok itu bertemu. Namun, meski demikian, bagi pemain di lapangan, islah itu tak akan mengurangi panasnya laga yang dijuluki El Clasico Indonesia. Karena menurut pemain, belum semua suporter menerima perjanjian damai tersebut. “Meski sudah ada islah, tentunya tetap bakalan panas karena di kalangan bawah (daerah, red) suporter belum sepenuhnya menyentuh islah itu. Islah tidak akan mengurangi panasnya atmosfer penonton,” kata gelandang Persib, Atep dilansir Simamaung.com. Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman mengatakan, dirinya menggaransi laga tetap berjalan sengit karena ada nuansa pertaruhkan gengsi. Apalagi, kedua tim ini dikenal mempunyai rivalitas tinggi. Namun, pelatih yang akrab disapa Djanur itu tetap mendukung islah tersebut karena baginya, perdamaian adalah hal yang penting dan dia tidak menghendaki adanya perseteruan. “Tim dan pelatih sejak dulu tidak menghendaki adanya permusuhan. Kita selalu dukung islah itu. Meski sudah damai, tapi saya rasa greget pertandingan pasti ada dan tidak terpengaruh oleh islah itu. Apapun namanya, demi perdamaian, asal kondusif, akan saya dukung,” kata Djanur. Imbas dari deklarasi damai ini juga cukup penting lantaran izin penyelenggaraan pertandingan sudah mulai diproses oleh pihak kepolisian. Sebelumnya, pihak kepolisian tidak memberi izin pertandingan jika kedua kelompok suporter belum bisa memberi jaminan mereka tidak akan berseteru. Makanya, Djanur menyambut positif islah itu karena mereka kini bisa tampil di depan puluhan ribu Bobotoh yang kerap berperan sebagai pemain ke-12. “Ya, yang pasti senang kita bisa tampil di depan Bobotoh lagi. Apalagi kan sekarang tidak ada larangan buat mereka hadir di stadion untuk mendukung kita,” terangnya. Dalam dua musim terakhir, Persib belum pernah kalah dari Persija dalam kompetisi ISL. Persib sukses memenangkan dua laga kandang mereka dan sukses menahan imbang ketika berperan sebagai tamu. Namun, bagi Djanur, data statistik itu tidak akan berlaku saat sebuah tim turun ke lapangan. Diakuinya, permainan Persija di musim ini cukup baik. Terbukti mereka bercokol di peringkat ketiga klasemen dan cukup menyulitkan pemimpin klasemen sementara, Arema Cronous. “Kesampingkan dulu statistik. Yang pasti kita akan berusaha meraih tiga poin. Tapi kita harus waspada, Persija main disiplin. Kita harus kerja keras kalau menghadapi lawan yang main bertahan seperti Persija,” ulas Djanur. Laga El Clasico Indonesia merupakan duel terakhir di putaran pertama wilayah barat bagi kedua tim. Bagi Djanur, laga bigmatch ini dianggap tepat dilakukan di akhir karena selain bertensi tinggi, laga ini cukup menentukan klasemen akhir paro pertama. “Kalau lihat dari posisi laga ini cocok jadi penutup. Karena ini pasti menjadi pertandingan penentuan dan berpengaruh pada klasemen,” lanjutnya. Persib menempati posisi kedua klasemen wilayah barat dengan poin 19. Persija yang berada satu tingkat di bawah Persib hanya berselisih 2 poin. Sehingga perebutan poin di partai pemungas 8 Mei nanti menentukan siapa yang berhak menempati urutan kedua klasemen akhir putaran pertama. Djanur berharap emosi pemainnya bisa terkendali agar nantinya tidak akan merugikan tim. “Itu harus diakui karena motivasi pemain pasti akan lebih tinggi. Tapi mudah-mudahan itu masih bisa terkontrol,” pungkasnya. (net/mid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: